Diet Tanpa Berolahraga, Ini yang Terjadi?
JAKARTA (Marwahkepri.com) – Diet dan olahraga kerap jadi solusi terbaik untuk menurunkan berat badan. Tapi tak sedikit orang yang ingin diet tanpa harus menjalankan olahraga.
Beberapa orang menganggap diet cukup dengan mengurangi atau membatasi porsi makan. Beberapa juga menganggap perubahan pola makan sambil diiringi berolahraga bisa bikin tubuh lebih berotot bak binaragawan.
Dokter spesialis kedokteran olahraga di Eka Hospital BSD Maria Lestari justru membantah hal tersebut. Menurutnya, diet sebaiknya dibarengi dengan olahraga.
Pasalnya, mengurangi asupan makanan saja tak cukup untuk menurunkan berat badan dengan sehat. Alih-alih berharap lemak menurun, justru otot akan semakin melemah.
“Efeknya bahaya dan jangka panjang, bisa mengalami osteoporosis dan kekuatan tubuh juga melemah karena ototnya semakin menghilang. Padahal saat diet yang kita inginkan itu lemak yang luruh, bukan otot,” kata Maria saat launching Eka Gym Fitness Center and Exercise Medicine di Eka Hospital BSD, beberapa waktu lalu.
Maria tak membantah jika banyak pasiennya yang hanya berharap pada diet tanpa olahraga. Hal ini utamanya banyak dialami pasien perempuan yang ingin memiliki badan kurus tanpa otot yang menonjol.
Padahal, kata dia, diet dengan olahraga tidak akan membuat otot menonjol secara berlebihan, terutama untuk wanita.
Pasalnya, untuk membuat otot menonjol diperlukan olahraga khusus dan konsumsi makanan tinggi protein.
“Otot menonjol itu tidak muncul tiba-tiba. Mereka itu dibentuk. Jadi, kalau ada yang bilang tidak mau olahraga takut ototnya kebentuk, ya, salah. Diet, ya, tetap harus olahraga,” katanya.
Ada beberapa kegiatan olahraga yang bisa dilakukan saat diet tanpa khawatir otot menonjol secara berlebihan. Misalnya, dengan lari dan jalan santai setiap hari.
“Tidak usah latihan beban. Olahraga ringan saja, misal lari atau jalan keliling. Anda juga bisa yoga, pilates. Ini, kan, bukan jenis olahraga yang membentuk otot jadi bulking, besar,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Maria juga menjelaskan banyaknya waktu yang diperlukan untuk berolahraga dalam satu pekan. Minimal setiap orang melakukan olahraga sebanyak 150 jam setiap minggunya.
“Jenis olahraganya bebas, bisa kardio bisa strength trainee. Pokoknya jalani olahraga yang paling disukai, jangan memaksakan diri. Lakukan olahraga apa pun yang mudah dan disukai, itu kuncinya,” kata dia.(mk/cnn)