Penyakit Kanker di Kalangan Anak Muda Meningkat, Gaya Hidup jadi Sorotan

Ilustrasi kanker. (Foto: Hello Sehat)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, menyatakan bahwa kasus kanker di Indonesia, terutama di kalangan anak muda, semakin meningkat.

Menurutnya, peningkatan ini banyak disumbang oleh gaya hidup yang mengikuti pola kebaratan. Prof. Aru menekankan bahwa angka kasus kanker mungkin tidak akan turun dalam waktu satu abad mendatang.

“Kita tidak bisa menyangka angka kanker semakin banyak, mungkin tidak akan turun sampai satu abad lagi,” katanya seperti yang dikutip dari Antara pada Selasa (23/4/2024).

Prof. Aru, yang merupakan dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), menyoroti dua faktor utama penyebab meningkatnya kasus kanker. Pertama, perkembangan alat medis yang mampu mendeteksi kanker lebih cepat, menyebabkan penemuan kasus kanker semakin banyak. Kedua, faktor lingkungan, termasuk gaya hidup dan pola makan yang serba mudah, yang meningkatkan risiko seseorang terkena kanker.

Menurutnya, pada zaman dulu, kebutuhan gizi anak-anak lebih sering dipenuhi dengan sayuran atau buah-buahan serta makanan tanpa pengawet. Namun, saat ini, banyak makanan yang mengandung pengawet dan makanan cepat saji yang mudah diperoleh dalam hitungan detik.

“Karena lingkungan lebih jelek, coba kalau minta menu sayur di KFC ada enggak? Enggak ada, karena gaya hidup kita sekarang lebih kebaratan dan kita lebih cepat kena kanker. Jadi, sebagai contoh kanker usus besar dulu di bawah usia 40 tahun hanya 10 persen, sekarang sudah 30 persen,” ungkapnya.

Kurangnya aktivitas fisik juga menjadi kebiasaan masyarakat saat ini. Padahal, kurang bergerak juga meningkatkan risiko terkena kanker. Prof. Aru mengatakan bahwa banyak orang lebih memilih naik kendaraan atau memesan ojek daring daripada berjalan kaki.

Ia juga mengkritisi perkembangan industri rokok yang pesat, yang dianggap lebih dominan daripada kesadaran masyarakat terhadap kanker dan pentingnya deteksi dini. Meskipun pemerintah dan media terus melakukan sosialisasi terkait kanker, industri rokok sulit untuk dikalahkan.

Oleh karena itu, Prof. Aru menegaskan bahwa YKI akan terus membantu pemerintah dalam menyebarkan edukasi kepada masyarakat, terutama mengenai pentingnya deteksi dini. Dia menekankan bahwa edukasi yang kuat dapat membantu mematahkan stigma masyarakat terhadap kanker.

“Contohnya belum semua wanita mau diperiksa oleh (dokter) laki-laki untuk pap smear. Ini tugas kami sebagai YKI menggandeng pemerintah. Akan semakin baik bila pemerintah mendukung program-program kami baik dari sisi fasilitas maupun pendanaan,” ujarnya. MK-mun/kom

Redaktur: Munawir Sani

-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f