Memiliki Anak Sebagai Ladang Bisnis, Wanita Ini Miliki 20 Anak dengan Ayah yang Berbeda-beda

JAKARTA (marwahkepri.com) – Martha, seorang ibu dari Medellin, Kolombia, telah menjadi perhatian publik setelah kisahnya tentang memiliki 19 anak dan mengandung anak ke-20 menjadi viral. Dalam wawancara dengan media lokal, Martha mengungkapkan kekhawatirannya terkait bantuan yang diterimanya dari pemerintah, yang menurutnya masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan besar keluarganya.

“Dengan menjadi seorang ibu, itu seperti memiliki bisnis dalam praktiknya,” kata Martha, yang mempertanyakan jumlah bantuan yang diterimanya dari pemerintah setiap bulan.

Dengan 19 anak, Martha mengalami kesulitan dalam menghidupi mereka, terutama karena hampir semua anak memiliki ayah yang berbeda-beda, dan Martha sendiri tidak tahu siapa ayah dari anak ke-20 yang masih dalam kandungannya. Meskipun mendapatkan bantuan bulanan dari pemerintah, Martha merasa bahwa uang tersebut tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

“Kenyataannya pemerintah membantuku untuk setiap anak, tapi aku menerima sedikit uang untuk mereka,”tambahnya.

Martha menerima bantuan bulanan sebesar COP 300.000 (sekitar Rp 1,8 juta) untuk anak-anak yang lebih besar, dan COP 120.000 (sekitar Rp 474 ribu) untuk anak-anak yang lebih kecil. Meskipun demikian, Martha merasa bahwa jumlah tersebut tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Meskipun mendapat bantuan dari pemerintah, Martha dan ke-19 anaknya masih tinggal dalam kondisi yang kurang nyaman di sebuah rumah dengan tiga kamar kecil. Anak-anaknya tidur di sofa atau berjubel di tempat tidur, dan Martha mengakui bahwa ia sering kesulitan memberikan makanan yang cukup karena biaya yang terbatas.

Meskipun menghadapi kesulitan, Martha mengaku bahwa dia belum mau berhenti memiliki anak. Baginya, menjadi seorang ibu adalah prioritas utama, meskipun ia menyadari bahwa anak-anak yang sudah besar pasti akan meninggalkan rumah pada suatu hari nanti. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani