Utang Luar Negeri Indonesia Turun Menjadi US$ 405,7 Miliar pada Akhir Januari

Petugas kasir menghitung mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (25/2/2019). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.

 

Jakarta, 15 Maret 2024 –

JAKARTA (marwahkepri.com) – Bank Indonesia (BI) merilis data terbaru mengenai Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia, yang tercatat mencapai US$ 405,7 miliar pada akhir Januari. Menggunakan asumsi kurs referensi BI sebesar Rp 15.582 per US$, ULN Indonesia setara dengan Rp 6.321,62 triliun.

Angka tersebut menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 408,1 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan ULN sektor publik dan swasta.

Dalam laporan BI yang dirilis pada Jumat (15/3/2024), disebutkan bahwa secara tahunan, posisi ULN Indonesia tumbuh sebesar 0,04% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang mencapai 2,9% (yoy). Penurunan tersebut terutama disumbangkan oleh penurunan ULN sektor publik dan swasta.

ULN pemerintah per Januari tercatat sebesar US$ 194,4 miliar, turun dari Desember 2023 yang mencapai US$ 196,6 miliar. Secara tahunan, ULN pemerintah tumbuh sebesar 0,1% (yoy), melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 5,4% (yoy). Penurunan ini antara lain dipengaruhi oleh pelunasan seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo.

Pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel. ULN pemerintah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, termasuk jasa kesehatan, kegiatan sosial, administrasi pemerintah, pertahanan, pendidikan, konstruksi, dan jasa keuangan.

Sementara ULN swasta (termasuk BUMN) tercatat sebesar US$ 196,7 miliar pada Januari, turun dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 198,1 miliar. Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,6% (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya yang mencapai 1,4% (yoy). Kontraksi ini disumbangkan oleh lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan.

Meskipun demikian, BI menyatakan bahwa rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun menjadi 29,4% dari 29,7% pada bulan sebelumnya, dengan ULN jangka panjang mendominasi. Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, dengan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian. MK-bt

Redaktur : Munawir Sani

-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f