BRGM RI Bersinergi dengan TNI AU Gelar Sekolah Lapangan Masyarakat Mangrove di Natuna

Foto bersama usai acara pembukaan pelatihan sekolah lapangan masyarakat mangrove di Graha Serasan Lanud Raden Sadjad Natuna, Jumat (15/03/2024).(Foto/Nang)

NATUNA (marwahkepri.com) – Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melalui Kedeputian Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partispasi dan Kemitraan, menggelar Sekolah Lapang Masyarakat Mangrove di kabupaten Natuna.

Kegiatan mengusung tema “Rehabilitasi Mangrove” ini, bekerjasama dengan TNI Angkatan Udara yang akan dilaksanakan selama tiga hari mulai 15-17 Maret 2024, di Lanud Raden Sadjad (RSA) Ranai.

Adapun peserta sekolah lapang berjumlah 106 orang, terdiri dari 7 kelompok masyarakat pelaksana percepatan rehabilitasi mangrove di Natuna diantaranya, Kelompok Tucano Jaya Batu Hitam 20 orang, Tunas Bakau desa Semedang 15 orang, Semitan Jaya desa Pengadah 20 orang, Kelompok Tani Sejahtera desa Kelanga 15 orang, Kelompok masyarakat Rimbun Bakau desa Kelarik Air Mali 11 orang, Kelompok Rumpun Bakau desa Kelarik 11 orang dan Kelompok Tani Tanjung Meru desa Cemaga Utara 14 orang.

Danlanud RSA Kolonel (Pnb) Dedy Iskandar, dalam sambutannya di Graha Serasan, Jumat (15/03/2024), mengucapkan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Lanud RSA sebagai tuan rumah penyelenggaraan kegiatan ini.

Menurutnya, hutan mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam dan lingkungan. Tidak hanya berfungsi sebagai habitat beranekaragam flora dan fauna, tetapi juga berperan dalam mencegah abrasi pantai, menjaga kualitas air, dan membantu mitigasi perubahan iklim.

Akan tetapi, deforestasi hutan mangrove masih menjadi masalah serius di Indonesia. Total luas hutan mangrove di dunia sekitar 18 juta hektar, sekitar 25 persen atau 3,31 juta hektar berada di Indonesia.

Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2019,  dari sekitar 3,31 juta hektar mangrove tersebut, sekitar 600.000 hektar dalam kondisi kritis.

“Hutan mangrove di Indoensia terus mengalami deforestasi, hal ini sangat memprihatinkan dan perlu segera diatasi. Oleh karena itu, kegiatan rehabilitasi mangrove seperti yang kita laksanakan hari ini sangatlah penting,” ujar Danlanud.

Kerjasama antara BRGM dan TNI AU dalam penyelenggaraan Sekolah Lapangan Masyarakat Mangrove ini merupakan langkah tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melestarikan hutan mangrove.

“Saya berharap, melalui kegiatan ini masyarakat dapat memahami manfaat hutan mangrove dan berpartisipasi aktif dalam upaya rehabilitasi mangrove di wilayah Natuna,” ungkapnya.

Selain itu, Danlanud juga berharap kerjasama BRGM dan TNI terus berlanjut serta diperluas di masa mendatang.

Sementara itu, Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi, Suwignya Utama, mengatakan, BRGM adalah lembaga pemerintah non-struktural yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Adapun tugas utama BRGM adalah melakukan percepatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove di provinsi target.

BRGM dibentuk melalui Perpres Nomor 120 Tahun 2020, menggantikan Perpres Nomor 1 Tahun 2016 dengan nama lembaga BRG.

Sedangkan latar belakang pembentukkan BRGM adalah kebakaran gambut besar pada tahun 2015 yang merusak hampir satu juta hektare hutan dan lahan.

Dalam melaksanakan tugasnya, BRGM menerapkan strategi 3R untuk restorasi gambut, terdiri atas rewetting (pembasahan kembali), revegetation (penanaman kembali), dan revitalization (penghidupan kesejahteraan).

BRGM memiliki target merestorasi 1,2 juta hektare ekosistem gambut dan merehabilitasi 600.000 hektar mangrove yang rusak dalam masa empat tahun (2021–2024).

Hasil program kerja pemetaan dan inventarisasi BRGM menunjukkan bahwa 15,8 juta hektare (65,45 persen) ekosistem gambut Indonesia rusak sedang, 3,08 juta hektare (12,74 persen) rusak sedang, 1 juta hektare (4,35 persen) rusak berat, dan 935 hektare (0,85 persen) rusak sangat berat.

“Pemantauan Restorasi Gambut kita lakukan dengan sistem PRIMS GAMBUT untuk deteksi kemajuan restorasi dan SIPALAGA untuk mendulang data tingkat kekeringan gambut,” ujarnya.

Pada Sabtu (16/03/2024) akan dilaksanakan pengenalan mangrove dan penyiapan benih, aklimatisasi bibit. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan praktek persiapan lokasi, penanaman, pemeliharaan atau perlindungan tanaman.

Acara pembukaan pada hari ini dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Natuna, KPHP Natuna, Camat Bunguran Timur, rombongan BRGM dan pejabat Lanud RSA.MK-nang

Redaktur : Munawir Sani 

-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f