Gawat ! Natuna Krisis Guru Olahraga dan Kesenian
NATUNA (marwahkepri.com) – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Natuna, Indra Joni, mengatakan, beberapa tahun belakangan ini Natuna mengalami kekurangan guru bidang olahraga dan kesenian.
Kekurangannya kata Indra Joni, tidak tanggung-tanggung karena jumlahnya melebih setengah dari guru yang dibutuhkan
Ia mengatakan, saat ini jumlah guru olahraga dan kesenian sangat minim. Keadaan ini menjadi kendala tersendiri bagi proses pendidikan di Natuna.
“Kita kurang guru olahraga sampai 50 persen dan kurang guru kesenian 75 persen. Ini sudah parah,” kata Joni.
Ia pun mengaku heran kekurangan ini bisa terjadi pada zaman moderen yang notabene seluruh bidang kehidupan memiliki potensi Sumberdaya Manusia (SDM) berlimpah.
“Kalau dulu kita kekurangan guru matematika dan bahasa Inggris wajar, karena waktu itu akses pendidikan kita belum seterbuka sekarang. Tapi sekarang ini malah kita kekurangan guru kesenian dan olahraga. Heran juga saya,” sambungnya.
Bahkan Joni mengaku tidak yakin jika Natuna tidak memilki potensi SDM di bidang seni dan olahraga yang bisa diandalkan untuk menularkan ilmu pengetahuannya di tingkat sekolah.
“Padahal kita lihat di tengah masyarakat banyak yang menguasai bidang seni dan olahraga. Ini agak aneh,” imbuhnya keheranan.
Oleh karena itu ia menegaskan bahwa pihaknya telah mengambil sebuah langkah nyata untuk mengatasi kondisi krisis itu.
Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna telah menyampaikan kepada Bupati Natuna Wan Siswandi agar dapat berkoordinasi dengan Kementerian PAN RB terkait formasi penerimaan ASN khusus di bidang pendidikan olahraga dan kesenian.
“Itu saja baru yang bisa kita laksanakan karena mau merekrut Guru Tidak Tetap (GTT) seperti dulu, sudah tidak boleh lagi sekarang,” ungkapnya menyesali.
Menurut Joni, jumlah ideal untuk guru kesenian dan olahraga harus lebih banyak dua kali lipat dari total sekolah.
Sementara Jumlah satuan pendidikan dari tingkat PAUD, SD dan SMP yang ada di Kabupaten Natuna sebanyak 255 unit satuan pendidikan.
“Nah, jumlah guru kesenian dan olah raga kita itu idelanya lebih dari jumlah sekolah karena berdasarkan aturan, guru olahraga dan kesenian harus ada dua orang di setiap satuan pendidikan. Dan itu tidak terjadi di kita sekarang,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa krisis ini harus diselesaikan karena keperluan daerah terhadap SDM seni dan olahraga semakin hari kian meningkat.
Apalagi setelah adanya misi besar daerah untuk mengembangkan sektor pariwisata, Natuna tentu sangat memerlukan keberadaan para pelaku seni dan olahraga sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan pariwisata itu sendiri. Oke
“Tapi kami yakin krisis ini dapat diatasi meskipun secara bertahap. Karena kalau ini tidak diatasi, pertumbuhan pariwisata kita kedepan berjalan timpang. Karenanya krisis ini harus jadi perhatian banyak pihak,” sebutnya berharap ada solusi.***
Redaktur : Munawir Sani