Ayo Berwisata Sejarah di Eks Kampung Vietnam Kota Batam

Tugu selamat datang menyambut wisatawan yang akan memasuki Kawasan Wisata Pulau Galang. (Foto: net)
BATAM (marwahkepri.com) – Kota Batam tak hanya sekadar kota industri. Pariwisatanya pun tak hanya sekedar pantai dan padang golf.
Lebih dari itu Kota Batam menyimpan wisata sejarah. Sejarah itu berada di Pulau Galang.
Dari berbagai sumber historis, Pulau Galang dan beberapa wilayah di Kepulauan Riau pada masa perang Vetnam Utara dan Selatan, dijadikan sebagai “tanah persinggahan,” oleh warga
Vietnam yang melakukan eksodus besar-besaran akibat perang saudara yang tidak berkesudahan. Mereka berlayar dari Vietnam secara sembunyi-sembunyi dengan menggunakan perahu-perahu kayu. Pengungsi Vietnam tiba di Indonesia pertama kali pada 22 Mei 1975 dengan 24 orang. Mereka mendarat di Pulau Laut. Setelahnya, dalam jangka yang relatif pendek, sebanyak 45 ribu pengungsi membanjiri Kepulauan Riau (Tanjungunggat, Air Raja, Bintan Timur, Jemaja).
Eksodus besar-besaran warga Vietnam ini lalu jadi isu internasional dan pada tanggal 2 November 1979, PBB melalui UNHCR menelurkan Persetujuan Jenewa. Isinya, disetujui bahwa masalah pengungsi Vietnam ditangani oleh UNHCR. Kemudian, sebagai sebuah rasa solidaritas, Pemerintah Indonesia menyediakan Pulau Galang sebagai tempat transit bagi pengungsi Vietnam. Pada September 1980, sebuah tindakan kongkrit dilakukan pemerintah Indonesia dengan pembentukan Komando Satuan Pengamanan dan Perawatan Pengungsi Vietnam di Pulau Galang.
Melalui PT Oto Perkasa Konstruksi, Indonesia membangun kamp, termasuk 100 barak yang mampu menampung 50 orang. Pemerintah lalu membangun system perairan dan listrik di tahun yang sama. Setelah barak pertama rampung, pemerintah menempatkan 816 pengungsi. Pasca ini, ternyata makin hari semakin banyak pengungsi yang datang ke pulau ini.