Pulau Penyengat sebagai Destinasi Wisata Sejarah dan Budaya Melayu

pelajar SMA Yos Sudarso Kota Batam berfoto di depan Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat. (Foto: humas)

TANJUNGPINANG (marwahkepri.com) – Ketika anda mendengar Kota Tanjungpinang, anda pasti langsung berpikir di kota inilah terdapat sebuah pulau yang banyak menyimpan sejarah dan budaya kerajaan Melayu.

Sebuah kota yang menjadi ibukota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ini memiliki Pulau Penyengat yang terkenal dengan peninggalan situs-situs sejarah pada masa Kerajaan Melayu Johor-Pahang-Lingga-Riau.

Penyengat juga terkenal karena di pulau kecil inilah asal muasal Bahasa Indonesia. Pulau yang menjadi tempat bagi Raja Ali Haji menciptakan gubahan syair Gurindam 12.

Kekayaan sejarah inilah yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan, khususnya generasi zilenial (Z) untuk mempelajari perjalanan sejarah Kerajaan Melayu di kota Tanjungpinang.

Didampingi oleh pemandu wisata lokal, pada Rabu (15/2/2023) kemarin, sebanyak 170 orang guru dan pelajar SMA Yos Sudarso Kota Batam, diajak berkeliling ke Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah dan Pulau Penyengat.

Wisata edukasi ini, para siswa tidak hanya diperkenalkan dengan koleksi benda bersejarah yang ada di museum, tetapi juga melihat jelas dan merasakan langsung pengalaman berkunjung ke tempat-tempat sejarah di Pulau Penyengat.

Salah satu Guru SMA Yos Sudarso Kota Batam, Natalia Dwiki mengatakan dipilihnya Pulau Penyengat sebagai tempat pembelajaran sejarah bagi para siswa, karena banyak situs-situs cagar budaya yang memiliki sejarah, sehingga perlu dilakukan peninjauan langsung ke lokasi.

Dengan penguatan sejarah inilah dapat menambah wawasan materi pembelajaran yang lebih baik pada siswa.

“Kegiatan ini nantinya akan dijadikan program rutin sekolah dalam pengenalan sejarah dan kearifan lokal yang dimiliki provinsi Kepri,” ungkapnya.

Plt Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri Raja Heri Mokhrizal menyebut setidaknya ada 46 situs cagar budaya yang ada di Pulau Penyengat diantaranya Masjid Sultan Riau, Balai Adat Indera Perkasa, Komplek Istana Kantor, Benteng Bukit Kursi, komplek Makam Engku Putri Raja Hamidah dan Pahlawan Nasional Raja Ali Haji.

“Pulau Penyengat ini bisa menjadi laboratorium pusat budaya dan sejarah. Pengunjung tak hanya sekadar berwisata, melainkan dapat belajar mengenai jejak perjalanan perjuangan masa lalu dan budaya Melayu,” ucapnya.

Karena itulah Gubernur Kepri Ansar Ahmad menetapkan Pulau Penyengat sebagai daya tarik wisata Provinsi Kepri di Kota Tanjungpinang.

Ketika berkunjung ke Penyengat, para siswa mengunjungi Masjid Raya Sultan Riau, komplek makam Engku Putri Raja Hamidah, Raja Ali Haji, Raja Ja’far, Balai Adat, dan beberap situs cagar budaya di pulau Penyengat.

Rian (16), siswa SMA Yos Sudarso Kota Batam mengaku sangat kagum setelah melihat dan menjelajahi langsung jejak sejarah dan budaya yang ada di Pulau Penyengat.

“Tentu, sangat berkesan setelah melihat dan mengunjungi langsung ke lokasi bersejarah. Ini menjadi pengalaman dan menambah wawasan bagi kami bahwa Indonesia itu kaya akan sejarah,” ucapnya. MK-mun

Redaktur: Munawir Sani

-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f