Setelah Ibu Kota Pindah ke IKN, Jakarta Diprediksi Jadi Lebih Layak Huni dan Menjanjikan Investasi
JAKARTA (marwahkepri.com) – Ibu Kota Indonesia akan dipindahkan dari Jakarta ke Nusantara yang terletak di Kalimantan Timur. Proses pemindahan masih berjalan seiring dengan percepatan pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Beberapa bangunan di area pemerintahan sudah selesai dan siap digunakan, sehingga rencananya para aparatur sipil negara (ASN) akan mulai pindah ke IKN pada April 2025.
Namun, banyak yang bertanya-tanya mengenai nasib Jakarta setelah ibu kota dipindahkan. Menurut Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, Jakarta justru diprediksi akan menjadi lebih layak huni setelah pemindahan ibu kota ke IKN.
“Dalam konteks relokasi ibu kota ke IKN, Jakarta diproyeksikan menjadi lebih layak huni dengan berkurangnya kemacetan lalu lintas, yang pada akhirnya bisa meningkatkan nilai properti di berbagai area. Pengosongan gedung-gedung pemerintah di lokasi strategis juga membuka peluang baru untuk pengembangan komersial di dalam kota,” ujar Ferry dalam keterangan tertulis, Jumat (13/12/2024).
Penelitian Colliers menunjukkan bahwa Jakarta, dengan infrastruktur yang berkembang pesat dan sejarah ekonomi yang kuat, tetap menjadi magnet investasi bagi pelaku bisnis domestik dan internasional. Jakarta tetap memegang peran penting sebagai pusat ekonomi nasional, dengan sektor perdagangan, informasi dan komunikasi, industri, serta keuangan yang dominan.
Meski pusat pemerintahan pindah ke IKN, banyak gedung pemerintah yang akan kosong. Beberapa opsi dapat dipertimbangkan untuk mengelola gedung kosong tersebut, seperti mengonversi gedung pemerintah menjadi perhotelan. Namun, tidak semua gedung cocok untuk diubah menjadi hotel besar. Struktur yang lebih kecil dan unik bisa lebih sesuai untuk dijadikan hotel butik dengan kapasitas sekitar 60 kamar.
Selain itu, gedung-gedung kantor yang kosong juga dapat dikonversi menjadi tempat tinggal. Saat ini, sektor perkantoran komersial di Jakarta menghadapi kelebihan pasokan, dengan 2,43 juta meter persegi ruang kosong. Oleh karena itu, mengubah gedung-gedung lama menjadi unit hunian tampaknya menjadi pilihan yang realistis dan strategis. Mk-detik
Redaktur: Munawir Sani