Jika lini sejarah umpama jembatan gantung Spartan yang berderit-derit, derit-derit itu seakan hanya menyebut nama-nama seperti Alexander the Great, Napoleon Bonaparte, Julius Caesar, Winston Churchill, Genghis Khan atau Adolf Hitler. Mereka adalah para pria alfa (alpha male) yang melambangkan kejantanan dan dominasi, acap kali dianggap sebagai model yang paling diinginkan dalam hierarki sosial.
Pria alfa cenderung mampu memimpin dengan karisma yang kuat dan superior dalam situasi-situasi yang memerlukan kepemimpinan yang tegas dan dominan. Namun, mereka juga memiliki risiko kecenderungan otoriter dan rentan pada konflik antarindividu.
Di antara banyak tipe pria, pria alfa terbalik secara sempurna dengan tipe pria sigma (sigma male). Pria sigma menawarkan pandangan yang lebih subtil tentang kekuatan dan kepemimpinan. Mereka adalah individu yang lebih suka bekerja sendiri, mengejar ketenangan dalam kesendirian mereka.
Sigma cenderung independen, mampu beroperasi di luar struktur sosial konvensional, dan memiliki kecerdasan yang mendalam serta ketajaman analitis. Mereka mungkin tidak selalu menjadi pusat perhatian, tetapi kehadiran mereka sering kali memancarkan daya tarik yang misterius dan karisma yang tak tertandingi.
Dalam wacana politik kekinian, pria sigma tidak laku jika dipajang di etalase dengan tergesa-gesa, karena mereka sudah lama tesembunyi di balik jiwa introvert-nya yang mengungkung. Kadang-kadang hanya menunggu dunia secara tak sengaja menemukan mereka.
Pria alfa yang narsistik cenderung mencari pengakuan dan dominasi dalam interaksi sosial, sementara pria sigma lebih tertarik pada pencapaian pribadi dan kebebasan dari ekspektasi eksternal, serta mampu berpikir di luar kotak.
Secara metafora, pria alfa sering kali diidentifikasi dengan predator yang kuat dan dominan dalam hierarki alam, seperti singa atau serigala alfa. Mereka memiliki keberanian, kekuatan fisik, dan kemampuan memimpin yang mendominasi dalam kawanan.
Sementara itu, pria sigma mungkin lebih mirip dengan hewan yang lebih independen dan individualis, seperti elang atau harimau soliter. Mereka memiliki kecerdasan, keahlian, dan kekuatan yang prima secara individual, tetapi cenderung untuk menjaga jarak dari hierarki sosial yang mapan dan lebih memilih hidup dalam kesendirian atau dalam kelompok kecil dengan seleksi ketat. Dari sisi maskulinitas, pria sigma umpama the Lone Wolf mirip karakter John Wick yang diperankan Keanu Reeves.
Jika Anda mulai mengurut nama-nama seperti Albert Einstein, Leonardo da Vinci, Nikola Tesla, Steve Jobs, dan Charles Darwin, dalam kecenderungan sebagai sigma, tepat sekali, mereka adalah pria sigma sejati dengan tidak menolak kemungkinan akan bercampur dengan tipe lain. Bagaimana dengan filsuf, adakah filsuf yang berjiwa Spartan?
Garis potong antara Aristoteles dan murid kebanggaannya Alexander The Great, adalah karena yang satu sigma dan yang lain alfa. Sehingga Alexander lebih banyak disebut-sebut ketimbang Aristoteles, yang berbanding terbalik dari bagaimana pengaruh keduanya bagi keunggulan ras manusia.
Filsuf umumnya bertipe pria sigma dalam tendensi kemandirian berpikir, introspektif, serta kurang tertarik pada norma sosial atau ekspektasi konvensional, yang memperlambat mereka dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang eksistensi, nilai-nilai, dan esensi kehidupan.
Bagaimana dengan tipe-tipe lainnya dan siapa tokoh yang identik dengannya? Saya mengobrak-abrik banyak literatur untuk menemukan kesesuaian itu. Hasilnya, Pria Beta: Mahatma Gandhi, seorang pemimpin India yang terkenal karena pendekatannya yang kooperatif dan damai dalam memperjuangkan kemerdekaan India. Pria Gamma: Stephen Hawking, seorang fisikawan teoritis dan kosmologis yang mengubah cara kita memahami alam semesta melalui kontribusinya yang luar biasa dalam bidang fisika teoritis.
Pria Delta: Abraham Lincoln, seorang politikus Amerika yang terkenal karena stabilitas, keberanian, dan integritasnya dalam memimpin Amerika Serikat selama Perang Saudara Amerika. Pria Theta: Ernest Shackleton, seorang penjelajah Inggris yang terkenal karena ketekunan dan keberaniannya dalam mengeksplorasi kutub selatan dan memimpin ekspedisi yang sulit. Terakhir, Pria Omega: Vincent van Gogh, seorang seniman Belanda yang terkenal karena karyanya yang luar biasa namun sering kali diabaikan oleh masyarakat pada zamannya.
Lalu Anda dan saya ada di tipe yang mana? Dan apakah dunia ini sudah baik-baik saja dalam dominasi pria alfa?~