Negara Paling Banyak Konsumsi Daging Anjing, Indonesia Termasuk

Daging-anjing.-Foto-istimewaf213ed23789a2d5e.md

Ilustrasi daging anjing. (f: ist)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Mengonsumsi daging anjing adalah praktik yang masih terjadi di berbagai negara, terutama di Asia dan Afrika, meskipun semakin tidak umum di era modern. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh World Population Review dan perkiraan Humane Society International, Asia adalah benua dengan konsumsi daging anjing terbanyak, di mana sekitar 30 juta anjing dibunuh setiap tahun untuk konsumsi manusia. Anjing-anjing ini sering kali dicuri secara ilegal dari rumah orang dan dibawa untuk disembelih.

Negara dengan Konsumsi Daging Anjing Terbanyak

  1. China
    • Jumlah Konsumsi: China adalah konsumen daging anjing terbesar di dunia, dengan perkiraan 10 juta anjing dikonsumsi setiap tahun.
    • Tradisi: Daging anjing telah menjadi bagian dari tradisi di China selama ribuan tahun dan masih dimakan di banyak wilayah.
    • Festival Yulin: Daerah Yulin terkenal dengan Festival Daging Anjing yang diadakan setiap tahun, meskipun semakin kontroversial dan diprotes luas baik di dalam maupun luar China.
    • Regulasi: Pada tahun 2020, kota Shenzhen dan Zhuhai melarang konsumsi daging anjing dan kucing, dan Kementerian Pertanian China mengklasifikasikan anjing dan kucing sebagai hewan pendamping, bukan ternak.
  2. Vietnam
    • Jumlah Konsumsi: Vietnam adalah negara kedua terbesar dalam konsumsi daging anjing setelah China.
    • Kepercayaan: Daging anjing dipercaya memiliki khasiat obat dan membawa rejeki. Seluruh bagian tubuh anjing digunakan dalam berbagai hidangan seperti semur dan sup.
  3. Korea Selatan
    • Metode Penyembelihan: Anjing di Korea Selatan biasanya dibunuh dengan cara disetrum. Daging anjing sering kali dimasak menjadi hidangan seperti bosintang (sup daging anjing).
    • Perubahan Sikap: Meski masih ada konsumsi daging anjing, perubahan sikap masyarakat terhadap anjing sebagai hewan peliharaan mulai terlihat, terutama di kalangan generasi muda.
  4. Filipina
    • Penggunaan: Daging anjing digunakan sebagai bahan utama dalam hidangan tradisional seperti asocena.
    • Regulasi: Meski masih ada konsumsi daging anjing, ada upaya untuk mengurangi praktik ini melalui regulasi dan pendidikan publik.

Indonesia

Meskipun Indonesia tidak berada di puncak daftar, konsumsi daging anjing masih cukup signifikan, dengan sekitar 5% populasi mengonsumsinya. Perdagangan daging anjing di Indonesia menimbulkan risiko kesehatan serius karena rabies cukup umum terjadi, dan metode penyembelihan seringkali jauh dari standar sanitasi.

Risiko Kesehatan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa perdagangan, penyembelihan, dan konsumsi anjing menimbulkan risiko kesehatan yang serius, termasuk penyakit trichinellosis, kolera, dan rabies.

Upaya Pelarangan dan Regulasi

  • Taiwan: Pada tahun 2017, Taiwan menjadi negara Asia pertama yang melarang konsumsi daging kucing dan anjing, serta penjualan untuk tujuan konsumsi. Pelanggar dikenakan denda besar, dipermalukan di depan umum, dan kemungkinan hukuman penjara.
  • Hong Kong: Penyembelihan kucing dan anjing serta penjualan dagingnya telah ilegal selama beberapa dekade, meskipun konsumsi daging tersebut belum dilarang secara eksplisit.

Perubahan Sikap

Generasi muda di banyak negara mulai melihat anjing dan kucing sebagai teman dan anggota keluarga daripada sumber makanan. Hal ini berdampak pada penurunan popularitas konsumsi daging anjing di beberapa wilayah, meskipun praktik ini masih ada terutama di daerah pedesaan dan komunitas tertentu.

Secara keseluruhan, meskipun konsumsi daging anjing masih ada di beberapa negara, ada upaya yang meningkat untuk melarang praktik ini dan meningkatkan kesadaran tentang hak-hak hewan dan kesehatan masyarakat. MK-cnbc

Redaktur : Munawir Sani