China Sukses Kibarkan Bendera di Sisi Gelap Bulan

simulasi-grafis-kendaraan-luar-angkasa-china-change-5-yang-mengorbit-bulan_169

China National Space Administration/Xinhua via AP

BEIJING (marwahkepri.com) – China telah mencatatkan sejarah dengan mengibarkan bendera nasionalnya di permukaan Bulan melalui misi Chang’e 6, yang sukses mendarat di satelit Bumi tersebut. Misi ini menandai pencapaian besar bagi program antariksa China dan menjadi pertama kalinya negara tersebut tiba di Bulan.

Misi Chang’e 6, yang dilaporkan oleh Badan Antariksa Nasional China (CNSA), berhasil mendarat di Cekungan Kutub Selatan-Aitken pada Minggu pagi pukul 06.23 waktu Beijing. Misi ini bertujuan untuk mengumpulkan batuan dan tanah berharga dari wilayah tersebut, yang merupakan upaya pertama dalam sejarah eksplorasi Bulan.

Dilansir dari BBC, misi Chang’e 6 dirancang untuk mengekstraksi beberapa batuan tertua di Bulan dari kawah besar di kutub selatan. Namun, pendaratan tersebut penuh risiko karena sulitnya komunikasi dengan pesawat ruang angkasa saat mereka berada di sisi jauh Bulan.

Sejak diluncurkan dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang pada 3 Mei 2024, pesawat ruang angkasa Chang’e 6 telah mengorbit Bulan dan menunggu waktu yang tepat untuk mendarat. Pada Minggu (2/6), komponen pendarat dari misi tersebut terpisah dari pengorbit dan berusaha mendarat di sisi Bulan yang permanen menghadap jauh dari Bumi.

Jika berhasil, wahana tersebut membutuhkan waktu hingga tiga hari untuk mengumpulkan material dari permukaan. “Semua orang sangat gembira karena kita bisa melihat bebatuan yang belum pernah dilihat orang sebelumnya,” jelas John Pernet-Fisher, pakar geologi bulan di Universitas Manchester.

Roket Long March-5 membawa pesawat ruang angkasa Chang’e 6 meluncur dari landasan di Situs Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di Provinsi Hainan, China, pada Jumat (3/5/2024). Pesawat ini diharapkan dapat mengumpulkan sekitar 2 kg material menggunakan bor dan lengan mekanis. Misi ini akan mengunjungi kawah tumbukan di Cekungan Kutub Selatan-Aitken, salah satu kawah terbesar yang diketahui di tata surya.

“Materi yang dikumpulkan dari sisi jauh Bulan akan memiliki sifat kimia yang berbeda dan membantu kita menjawab pertanyaan-pertanyaan besar tentang bagaimana planet terbentuk, mengapa kerak Bumi terbentuk, dan asal usul air di tata surya,” tambah Pernet-Fisher.

Jika misi ini berhasil, pesawat akan kembali ke Bumi dengan membawa sampel berharga dalam kapsul khusus. Sampel ini akan disimpan dalam kondisi khusus untuk menjaganya tetap murni. Para ilmuwan di China akan mendapatkan kesempatan pertama untuk menganalisis batuan tersebut, dan nantinya peneliti di seluruh dunia juga dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan kesempatan tersebut.

Ini adalah kedua kalinya China meluncurkan misi pengumpulan sampel dari Bulan. Pada tahun 2020, misi Chang’e 5 membawa kembali 1,7 kg material dari area bernama Oceanus Procellarum di sisi dekat Bulan. China merencanakan tiga misi tanpa awak lagi pada dekade ini untuk mencari air di Bulan dan menyelidiki pendirian pangkalan permanen di sana. MK-L6

Redaktur : Munawir Sani