IFRAME SYNC
hiv

Dinas Kesehatan kabupaten Natuna mencatat adanya penambahan jumlah pasien penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV). (Foto: net)

NATUNA (marwahkepri.com) – Dinas Kesehatan kabupaten Natuna mencatat adanya penambahan jumlah pasien penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV).

HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.

Kasus tersebut terdeteksi di beberapa Pusat Layanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) termasuk di Ranai, Sedanau, Pulau Laut, Serasan, dan Pulau Tiga.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Natuna, Hikmat Aliansyah, saat ditemui diruang kerjanya, di Kantor Dinkes Natuna, Selasa (3/10/2023).

Hikmat mengungkapkan bahwa kasus positif HIV AIDS pada tahun 2022, mencapai 37 orang. Meningkat dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah 35 orang.

“Dari jumlah tersebut, 20 orang aktif menjalani perawatan medis, sementara yang lainnya tidak,” ungkapnya.

Hikmat menjelaskan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berperan sebagai koordinator kesehatan global dan berbasis di Jenewa, Swiss, telah mengingatkan bahwa penyakit HIV AIDS merupakan masalah serius yang dapat tumbuh dengan cepat.

WHO mengingatkan bahwa satu individu yang terinfeksi HIV AIDS dapat menularkan virus tersebut ke sedikitnya 10 orang lainnya.

“Dengan demikian, dari 37 kasus HIV AIDS yang tercatat di Natuna, potensi penyebarannya bisa mencapai 370 orang, hanya dari kasus yang teridentifikasi. Masih banyak yang mungkin tidak terdeteksi karena menolak perawatan,” sebutnya.

Hikmat berharap, agar individu yang memiliki risiko tinggi terkena HIV AIDS mau melakukan pemeriksaan dan perawatan sebelum kondisi mereka semakin memburuk. Dia mengingatkan pentingnya tindakan preventif dan berpesan agar masyarakat tidak menunda perawatan medis.

Sementara itu, pada tahun ini, Dinas Kesehatan Natuna menghadapi kendala anggaran yang membatasi upaya mereka dalam mengatasi penyebaran HIV AIDS.

“Karena itu, kita hanya mampu melakukan sosialisasi melalui media radio. Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana mereka dapat langsung menyosialisasikan informasi tentang HIV AIDS kepada masyarakat dan pelajar,” ujarnya.

Hikmat menerengkan, penderita HIV AIDS di daerah ini cenderung berusia produktif.

“Penting untuk dicatat bahwa virus HIV AIDS dapat menular bukan hanya melalui hubungan seksual, tetapi juga melalui ciuman jika ada gusi berdarah, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, transfusi darah, atau pemberian ASI,” tukasnya.

Hikmat menjelaskan, hingga saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV AIDS, sehingga pencegahan dan perawatan dini sangat penting.*

Redaktur : Munawir Sani

IFRAME SYNC
-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f