Luar Biasa! Monumen Raja Ali Haji Terpajang di Turkmenistan

Raja-fon

Monumen Raja Ali Haji, seorang pahlawan nasional dan sastrawan ulung dari Kepulauan Riau, Indonesia, kini berdiri megah di kompleks taman budaya "Magtymguly Pyragy" di Ashgabat, Turkmenistan. (F: turkmenistan.gov.tm)

ASHGABAT (marwahkepri.com) – Sebuah kabar membanggakan datang dari Turkmenistan. Monumen Raja Ali Haji, seorang pahlawan nasional dan sastrawan ulung dari Kepulauan Riau, Indonesia, kini berdiri megah di kompleks taman budaya “Magtymguly Pyragy” di Ashgabat, Turkmenistan. Meski sudah diposting setahun lalu, kabar ini membangkitkan rasa bangga dan haru bagi masyarakat Kepulauan Riau.

​Kompleks taman tersebut didedikasikan untuk menghormati Magtymguly Pyragy, seorang penyair dan filsuf ternama Turkmenistan. Namun, untuk memperkuat makna persahabatan antar bangsa dan persatuan warisan budaya umat manusia, di dalam kompleks ini juga didirikan patung-patung dari 24 penyair dan pemikir terkenal dari berbagai negara, salah satunya adalah Raja Ali Haji.

​Raja Ali Haji dikenal sebagai seorang sastrawan yang karyanya mendunia. Ia adalah penyusun tata bahasa Melayu nasional pertama dan kamus penjelasan bahasa Melayu pertama. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Gurindam Dua Belas, sebuah karya sastra yang penuh dengan nilai-nilai moral dan ajaran hidup.

​Keberadaan monumen ini menjadi bukti nyata pengakuan dunia terhadap kontribusi besar Raja Ali Haji dalam dunia sastra dan sejarah. Ini bukan hanya sebuah kehormatan bagi Indonesia, tetapi juga kebanggaan khusus bagi masyarakat Kepulauan Riau, yang selama ini menjunjung tinggi nama sang pahlawan.

​Monumen tersebut menjadi simbol jembatan budaya yang menghubungkan Turkmenistan dan Indonesia, khususnya Kepulauan Riau. Hal ini memperkuat hubungan antar negara dan menunjukkan bahwa warisan budaya dan pemikiran dari seorang tokoh dapat melampaui batas geografis dan diakui oleh dunia internasional.

Dalam artikel berjudul Monuments of outstanding personalities in the cultural park complex “Magtymguly Pyragy”: Raja Ali Haji di laman resmi turkmenistan.gov.tm, dipaparkan, Raja Ali Haji lahir di Selangor (dalam beberapa sumber disebutkan lahir di Penyengat) pada tahun 1808 atau 1809. Ia merupakan peranakan Melayu Bugis, keturunan jauh dari Sultan Selangor.

Ia memperoleh pendidikan pertama di Penyengat, tempat ia menghabiskan masa kecilnya. Dalam banyak hal, minatnya pada tata bahasa dan kesusastraan ia warisi dari kegiatan ayahnya, Engku Haji. Beberapa syair awalnya (syair adalah salah satu genre dalam sastra Melayu dan Indonesia berupa puisi yang dilagukan) ditulis bersama ayahnya.

Raja Ali Haji adalah penyusun tata bahasa nasional pertama bahasa Melayu dan kamus penjelas pertama bahasa Melayu. Selain tata bahasa, Raja Ali Haji juga dengan penuh semangat mempelajari sejarah bangsa Melayu. Karya-karyanya mencakup tulisan sejarah “Asal Bangsa Melayu dan Bugis”, “Tuhfat al-Nafis” (Hadiah yang Tak Ternilai), serta syair “Syair Abdul Muluk”, dan kumpulan gurindam didaktis “Gurindam Dua Belas”.

Karya-karya penting lain yang menempati tempat khusus dalam karyanya antara lain: “Kewajiban Raja”, “Buah Fikiran”, dan “Kitab Pengetahuan Bahasa”.

Raja Ali Haji wafat pada tahun 1873. Atas jasa-jasanya bagi negeri, karya-karya berharga yang diwariskannya kepada generasi mendatang, serta kontribusinya yang besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan, banyak universitas, lembaga kebudayaan dan sejarah, masjid, kompleks olahraga, serta jalan di Malaysia yang diberi namanya. Pada tahun 2004, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia. MK-r