Peneliti China Mengembangkan Baterai Terisi Ulang oleh Metabolisme Tubuh Manusia

Warga China memakai masker. (F: Cnbc)
CHINA (marwahkepri.com) – Peneliti China telah menguji coba baterai yang dapat diisi ulang oleh metabolisme tubuh manusia. Perangkat yang disebut sebagai baterai sodium-oksida ini terbukti berhasil dan aman dalam pengujian di tikus laboratorium.
Tujuan utama dari pengembangan baterai “tenaga manusia” ini adalah untuk mencari sumber daya baru untuk perangkat yang ditanam untuk mendukung fungsi organ, seperti perangkat pacu jantung dan stimulator lambung. Perangkat yang ditanam di dalam tubuh manusia saat ini menggunakan baterai dengan daya yang terbatas, dan ketika baterai tersebut kehabisan energi, pasien harus menjalani operasi bedah untuk menggantinya dengan yang baru.
Hasil uji coba baterai sodium oksida dilaporkan dalam jurnal Chem oleh sekelompok peneliti dari Tianjin University of Technology dan Xizheng Liu. Baterai buatan tim Universitas Tianjin menggunakan oksigen yang ada di tubuh manusia untuk “mengisi” ulang. Oksigen berfungsi sebagai katoda, unsur dari baterai yang memfasilitasi aliran listrik.
Fungsi elektroda diambil oleh emas dan sodium di dalam baterai, yang bereaksi dengan oksigen untuk memproduksi listrik dalam proses yang terjadi di dalam lindungan selaput plastik. Para peneliti menyatakan bahwa baterai hasil pengembangan mereka bisa berfungsi tanpa kehabisan sumber energi karena tubuh manusia terus menerus memproduksi oksigen.
Baterai ini telah diuji coba menggunakan tikus laboratorium, di mana perangkat baterai yang ditanam di bawah kulit tikus menghasilkan listrik bertegangan 1,3-1,4 Volt. Tidak ditemukan permasalahan kesehatan atau pembengkakan pada tikus laboratorium tersebut.
Meskipun energi yang dihasilkan oleh baterai dalam uji coba masih belum cukup besar sebagai sumber energi perangkat implan, para peneliti menegaskan bahwa uji coba ini berhasil membuktikan konsep baterai tenaga oksigen, termasuk keselamatannya.
“Oksigen adalah sumber kehidupan kita. Jika kita bisa menggunakan suplai oksigen di dalam tubuh, masa pakai baterai lagi dibatasi oleh daya tahan material yang digunakan di baterai konvensional,” tulis para peneliti di jurnal Chem.