Arkeolog Turki Temukan Liontin Abad ke-5 Bergambar Raja Salomo Menunggang Kuda Sambil Menusuk Iblis
JAKARTA (marwahkepri.com) – Para arkeolog di Turki menemukan liontin langka dari abad ke-5 yang menggambarkan Raja Salomo menunggang kuda sambil menusuk iblis. Artefak ini diduga milik seorang Kristen dan menjadi satu-satunya penemuan sejenis di Anatolia, wilayah yang kini merupakan bagian dari Turki modern.
Liontin tersebut terbuat dari perunggu dan memiliki tulisan dalam bahasa Yunani kuno di kedua sisinya. Pada sisi yang menampilkan Raja Salomo, tertulis kalimat “Tuhan kita mengalahkan kejahatan”. Sementara di sisi lainnya, terdapat nama empat malaikat: Azrael, Gabriel, Michael, dan Israfil.
“Ini adalah simbol kekuatan religius dan otoritas,” ujar Ersin Çelikbaş, arkeolog dari Universitas Karabük yang terlibat dalam penggalian tersebut, seperti dikutip dari Live Science.
Liontin ini diyakini digunakan sebagai jimat pelindung dari bahaya. Dalam kepercayaan Alkitab Ibrani, Raja Salomo dikenal sebagai penguasa Israel kuno pada abad ke-10 SM, meskipun bukti arkeologis terkait kisah ini masih terbatas. Salomo juga memiliki posisi penting dalam tiga agama besar: Yahudi, Kristen, dan Islam. Dalam Islam, ia dikenal sebagai Nabi Sulaiman.
Penemuan ini terjadi di situs kuno Hadrianopolis, sebuah pemukiman di wilayah Paphlagonia, Turki utara-tengah. Kota ini dulunya berada di bawah kekuasaan Romawi dan dinamai untuk menghormati Kaisar Hadrian yang memerintah pada tahun 117-138 M. Kota ini kemudian dibangun kembali pada periode Bizantium awal.
Hadrianopolis terkenal dengan mosaik hewan dan peninggalan bangunan kuno seperti pemandian, gereja, benteng, pemakaman, teater, dan villa. Liontin Raja Salomo ditemukan di sebuah bangunan yang diduga digunakan oleh militer.
“Dalam penggalian sebelumnya, kami menemukan bukti keberadaan unit kavaleri di sini,” kata Çelikbaş. Ia menjelaskan bahwa Nabi Sulaiman sering dianggap sebagai pelindung prajurit kavaleri Romawi dan Bizantium. Liontin ini kemungkinan besar milik salah satu prajurit tersebut.
Berdasarkan analisis, liontin ini berasal dari abad ke-5, saat Hadrianopolis menjadi bagian dari Kekaisaran Bizantium. Menariknya, artefak serupa pernah ditemukan di Yerusalem. Çelikbaş menilai, kemunculan artefak ini di dua lokasi berbeda menunjukkan pentingnya Hadrianopolis sebagai pusat keagamaan pada masa itu.
Saat ini, liontin tersebut masih dalam proses penelitian laboratorium dan akan segera dipamerkan di museum setempat. MK-mun
Redaktur : Munawir Sani