PM Baru Jepang, Shigeru Ishiba, Umumkan Pemilu Dini dan Fokus Pada Reformasi Ekonomi
JEPANG (marwahkepri.com) – Perdana Menteri baru Jepang, Shigeru Ishiba, telah mengumumkan rencana untuk mengadakan pemilihan umum lebih awal pada 27 Oktober mendatang. Pemilu ini akan dilaksanakan setahun lebih cepat dari jadwal semula dan akan menentukan partai mana yang akan menguasai parlemen di Jepang.
“Penting bagi pemerintahan baru untuk dinilai oleh rakyat sesegera mungkin,” ujar Ishiba dalam konferensi pers pertamanya sebagai perdana menteri.
Shigeru Ishiba, yang secara resmi akan dilantik pada Selasa (1/10), menyatakan dukungannya terhadap langkah Bank of Japan untuk menaikkan suku bunga. Ia juga mengindikasikan kemungkinan kenaikan pajak di masa mendatang.
Pernyataan tersebut membuat mata uang yen melonjak, dengan nilai tukar naik ke 142 yen per dolar dari sebelumnya 146,50. Namun, di sisi lain, para investor melepas saham mereka, menyebabkan pasar saham Jepang terguncang pada Senin (30/9). Indeks Nikkei turun 4,8%, dengan saham-saham besar seperti Toyota jatuh 7,6% dan Mitsui Fudosan, sebuah perusahaan real estate, turun hingga 8,7%.
Persaingan Kepemimpinan LDP
Kemenangan Ishiba dalam kontes kepemimpinan Partai Demokratik Liberal (LDP) pada Jumat (27/9) menjadi penentu posisinya sebagai pemimpin baru Jepang. Ia mengalahkan pesaingnya, Sanae Takaichi, dengan perbedaan suara yang tipis. LDP, yang telah berkuasa hampir tanpa gangguan selama beberapa dekade, mengandalkan Ishiba untuk mengembalikan popularitas partai yang anjlok selama masa pemerintahan pendahulunya, Fumio Kishida.
Ishiba berjanji untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap partai, terutama setelah serangkaian skandal dana gelap dan kenaikan harga barang yang memicu ketidakpuasan rakyat. Mantan Menteri Pertahanan ini juga menyatakan akan meningkatkan belanja pertahanan serta memperkuat hubungan dengan Amerika Serikat, dengan latar belakang ketegangan di kawasan akibat agresi dari Cina dan Korea Utara.
Rencana Pembentukan Kabinet Baru
Media melaporkan bahwa Ishiba mempertimbangkan beberapa nama untuk mengisi kabinetnya, termasuk Katsunobu Kato sebagai menteri keuangan. Gen Nakatani, mantan menteri pertahanan, juga disebut-sebut akan kembali menjabat di posisi lamanya, sementara Takeshi Iwaya diperkirakan akan menjadi menteri luar negeri.
Fokus Pada Kebijakan Fiskal
Ishiba, yang dikenal fokus pada stabilitas fiskal Jepang, berupaya meningkatkan keuangan publik negara yang memiliki salah satu tingkat utang tertinggi di dunia. Namun, para pengamat ekonomi seperti Taro Saito dari NLI Research Institute menyebut bahwa Ishiba tampaknya kurang tertarik pada kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi, meskipun Jepang lebih membutuhkan pertumbuhan daripada kesehatan fiskal.
“Kami akan terus memantau dengan cermat perkembangan pasar keuangan, baik domestik maupun internasional, dan bekerja sama dengan Bank of Japan untuk melakukan yang terbaik dalam mengelola ekonomi dan keuangan negara,” ujar Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi, yang diperkirakan tetap menjabat di bawah kepemimpinan Ishiba. MK-bbc
Redaktur : Munawir Sani