Hacker Serang Pusat Data Nasional, 282 Data Pemerintah Terkunci

ilustrasi-hacker-4_169

Ilustrasi hacker. (f: ist)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Hacker yang terafiliasi dengan geng peretas kawakan LockBit berhasil menyerang Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya, berdampak pada 282 data kementerian/lembaga pemerintah (KL). Serangan dilakukan dengan modus ransomware varian BrainChipper, yang mengunci akses terhadap data di PDNS Surabaya. Pelaku meminta tebusan senilai US$ 8 juta atau setara Rp 131 miliar.

Dalam rapat kerja Komisi I DPR RI bersama Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi dan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian, anggota Komisi I menanyakan identitas pelaku di balik serangan ini. Pihak Kementerian Kominfo mengaku sudah mengetahui identitas pelaku, tetapi belum bisa mengungkapkannya ke publik.

“Nanti-nanti, ada waktunya,” ujar Menkominfo saat doorstop dengan wartawan, Kamis (27/6). “Nanti dalam waktu yang tidak terlalu lama kita akan jelaskan ke publik siapa pelakunya, motifnya apa. Yang pasti ini bukan dari negara, tapi perorangan dengan motif ekonomi,” tambahnya.

Menkominfo Budi Arie menyebut ada beberapa hal yang bisa diungkap secara tertutup kepada anggota Komisi I karena sifatnya yang sensitif untuk dipublikasikan. Selain soal pelaku, penanggulangan yang dilakukan Kementerian Kominfo, BSSN, serta PT Telkom sebagai vendor PDNS 2 juga menjadi pertanyaan.

Kepala BSSN menyatakan hanya 2% data di PDNS Surabaya yang ter-backup, sehingga pemulihan aksesnya membutuhkan waktu lebih lama. Menurut Menkominfo, fasilitas backup sebenarnya sudah disediakan dan cukup untuk semua tenant. Namun, beberapa tenant tidak menggunakan fasilitas backup karena hambatan anggaran.

Menkominfo juga menyatakan ini sebagai evaluasi, sebab aturan soal backup sebelumnya bersifat opsional. Ke depan, aturan backup untuk integrasi data ke PDN harus bersifat wajib atau mandatory, agar ketika terjadi serangan bisa langsung pulih. MK-cnbc

Redaktur : Munawir Sani