Asaki Keluhkan Banjir Keramik Impor China, Desak Pemerintah Segera Bertindak

63ec30ff0414a

Ilustrasi keramik China banjiri Indonesia. (f: net)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengungkapkan kekhawatirannya terhadap membanjirnya keramik impor asal China yang masuk ke pasar domestik. Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto, menyatakan bahwa produk keramik dari China dialihkan ke Indonesia setelah negara-negara utama seperti Uni Eropa, Timur Tengah, Amerika Serikat, dan Amerika Utara menerapkan kebijakan antidumping terhadap produk tersebut.

“Pasar ekspor utama Tiongkok yang selama ini ditujukan untuk negara Uni Eropa, Timur Tengah, Amerika Serikat, dan Amerika Utara telah dialihkan ke Indonesia setelah negara-negara tersebut menerapkan antidumping terhadap produk dari Tiongkok,” kata Edy dalam keterangan resminya, Jumat (28/6).

Asaki mendesak pemerintah untuk menyelidiki apakah ada praktik dumping yang dilakukan oleh China. Edy menduga bahwa harga keramik impor yang lebih murah dari produksi lokal disebabkan oleh subsidi dari pemerintah China karena kelebihan produksi.

“Asaki mendesak KADI (Komite Antidumping Indonesia, di bawah Kementerian Perdagangan) untuk segera mengeluarkan hasil akhir penyidikan antidumping terhadap produk keramik Tiongkok pada bulan Juni ini,” ujar Edy.

Selain itu, Edy menambahkan bahwa para importir juga menerapkan predatory pricing, yakni menjual produk impor dengan harga yang jauh di bawah biaya produksi keramik nasional. Hal ini, menurutnya, sangat merugikan industri keramik dalam negeri.

“Banjirnya keramik China sangat merugikan. Tingkat utilisasi produksi menurun, dan neraca perdagangan keramik pada Januari-Mei 2024 menjadi defisit US$1,3 miliar,” ungkap Edy.

Edy menekankan bahwa defisit tersebut seharusnya tidak perlu terjadi karena industri keramik nasional sebenarnya mampu memenuhi seluruh permintaan keramik dalam negeri, baik dari segi volume kebutuhan maupun jenis keramik yang dibutuhkan.

“Asaki berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk melindungi industri keramik nasional dari praktik tidak sehat ini,” tutup Edy. MK-cnn

Redaktur : Munawir Sani