Mendagri Tito Karnavian Berharap Jakarta Menjadi Pusat Perekonomian Setara dengan Kota-Kota Global

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.(F: SINDOnews)
JAKARTA (marwahkepri.com) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan harapannya untuk mengubah Jakarta menjadi pusat perekonomian Indonesia setelah tidak lagi menjadi ibu kota negara. Ia menekankan aspirasi agar Jakarta dapat menyaingi kota bisnis terkemuka seperti New York di Amerika Serikat (AS) atau Sydney dan Melbourne di Australia.
Tito mengungkapkan keinginannya agar Jakarta menjadi salah satu pusat utama dalam bidang perekonomian, jasa, perbankan, dan sektor lainnya, serupa dengan peran New York di Amerika atau Sydney dan Melbourne di Australia. Namun, ia menekankan perlunya komitmen bersama antara Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan pemerintah untuk mencapai visi tersebut.
Di sisi lain, pemerintah juga setuju untuk memperjuangkan pembahasan Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) sebagai implikasi dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (UU IKN). Tito, yang mewakili pemerintah, menyatakan dukungannya terhadap pembahasan RUU DKJ dengan memperhatikan keselarasan dengan peraturan perundang-undangan terkait.
Supratman Andi Agtas, Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, menambahkan bahwa Jakarta perlu dirancang agar tidak hanya menjadi pusat perekonomian nasional dan kota global. Menurutnya, Jakarta juga harus mampu tumbuh sebagai kota utama megapolitan di tingkat nasional, regional, dan global, yang didukung oleh pembentukan kawasan aglomerasi terintegrasi.
Meskipun rencana pemindahan ibu kota telah diumumkan, Jakarta saat ini masih memegang status sebagai Ibu Kota Indonesia, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2023 tentang Perubahan atas UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (UU IKN). Hal ini mengisyaratkan bahwa perpindahan ibu kota ke Kalimantan akan terjadi setelah terbitnya keputusan presiden (Keppres) sesuai Pasal 39 UU IKN.
Sejarah mencatat bahwa New York, pada awalnya, bukanlah kota besar seperti sekarang. Kota ini mulai berkembang pesat sejak tahun 1760, dan pada tahun 1790, jumlah penduduknya mencapai 18.000 jiwa, menjadikannya kota terbesar kedua di koloni amerika (Mk/Kompas)
Redaktur: Munawir Sani