Diabetes Indonesia Peringkat Lima Dunia, Warganya Habiskan Rp 90 Triliun untuk Minuman Manis

Ilustrasi minuman manis. (Foto: net)
JAKARTA (marwahkepri.com) – Wakil Menteri Kesehatan Indonesia Prof Dante Saksono Harbuwono, menyoroti tingginya angka kasus diabetes dengan Indonesia menempati peringkat kelima dunia.
Fakta ini menunjukkan sebuah tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan, dengan lebih dari 19,5 juta orang terdiagnosa diabetes dan proyeksi meningkat menjadi 28,5 juta pada tahun 2045.
“Penyebab utama yang dikenali adalah konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK), yang terkait erat dengan risiko diabetes, hipertensi, dan penyakit tak menular lainnya,” katanya, Kamis (7/3/2024).
Prof Dante menyarankan pemberlakuan cukai terhadap MBDK sebagai langkah efektif untuk menangani masalah ini, mengikuti jejak 100 negara lain yang telah menerapkan kebijakan serupa. Penelitian telah menunjukkan bahwa cukai tersebut dapat membatasi konsumsi MBDK, yang dalam konteks Indonesia sangatlah tinggi, sebagian karena harga yang murah dan ketersediaan yang luas.
Pendapatan dari belanja nasional MBDK mencapai Rp 90 triliun pada tahun 2022, menunjukkan pertumbuhan sekitar 9% dari tahun 2017. Hal ini mengindikasikan besarnya pasar MBDK di Indonesia dan potensi cukai sebagai alat untuk mengurangi konsumsinya.
Penerapan cukai MBDK di tahun 2024 dilihat sebagai langkah proaktif menuju solusi jangka panjang untuk masalah kesehatan publik yang semakin memburuk ini. Prof Dante berharap akan adanya komitmen bersama dalam mendukung kebijakan ini, dengan tujuan utama untuk menurunkan konsumsi MBDK dan sebagai hasilnya, mengurangi prevalensi diabetes dan penyakit tak menular lainnya di masyarakat.
Langkah ini tidak hanya akan memberikan dampak positif pada kesehatan masyarakat secara luas tetapi juga dapat menjadi contoh kebijakan kesehatan masyarakat preventif yang efektif, menunjukkan pentingnya pilihan kebijakan yang berbasis bukti dan orientasi pada kesehatan jangka panjang. MK-mun
Redaktur: Munawir Sani