Penelitian Baru Menantang Teori Pythagoras tentang Kecantikan Musik

1610181485

Pythagoras, matematikawan dan filsuf Yunani yang terkenal dalam sejarah dunia. (f: https://nationalgeographic.grid.id/)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Penelitian terbaru menunjukkan bahwa teori Pythagoras tentang keindahan musik dengan menggunakan matematika ternyata tidak sepenuhnya akurat.

Meskipun Pythagoras percaya bahwa kombinasi nada-nada harmonis yang mengandalkan rasio bilangan bulat sederhana dalam frekuensi akan terdengar menarik, temuan ini menunjukkan bahwa preferensi terhadap musik sebenarnya lebih kompleks.

Tim peneliti internasional mewawancarai 4.272 sukarelawan tentang reaksi mereka terhadap nada tertentu dan menemukan bahwa orang cenderung lebih menyukai musik yang memiliki sedikit ketidaksempurnaan matematis.

“Kita lebih menyukai sedikit penyimpangan karena ini memberi kehidupan pada suaranya, dan itu menarik bagi kita,” ungkap psikolog musik Peter Harrison dari University of Cambridge.

Penelitian ini juga menemukan bahwa rasio bilangan bulat yang diunggulkan oleh Pythagoras dapat diabaikan sepenuhnya terutama dalam instrumen musik yang kurang familiar bagi pendengar Barat, seperti gong, gambang, atau bonang. Hal ini menunjukkan bahwa pola konsonan dan disonansi dalam instrumen tersebut sesuai dengan skala musik yang digunakan dalam budaya Indonesia, yang tidak dapat dipetakan secara tepat pada tangga nada yang disukai di negara-negara Barat.

Dengan demikian, hubungan antara timbre (kualitas suara) dan konsonan juga berperan penting dalam preferensi musik.

Penemuan ini memberikan landasan empiris bagi gagasan bahwa variasi budaya dalam sistem skala mungkin sebagian didorong oleh sifat spektral alat musik yang digunakan oleh budaya yang berbeda. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani