Mandi Junub Pasca Sahur: Ketentuan, Hukum, dan Pendapat Ulama

1366656796

Ilustrasi mandi Junub setelah sahur. (f: Unsplash)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Mandi junub setelah sahur diperbolehkan dalam Islam. Hal ini telah dinyatakan oleh mayoritas ulama dari empat mazhab yang menghukumi bahwa mandi junub setelah sahur adalah sah, selama seseorang melakukan mandi wajib sebelum terbit fajar.

Hal ini didukung oleh hadis yang tercatat dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah memasuki waktu Subuh dalam keadaan junub karena berhubungan suami istri. Kemudian, setelah waktu Subuh tiba, beliau melakukan mandi junub dan berpuasa.

Dalam buku “Puasa sebagai Terapi” karya Dyayadi M. T., juga ditegaskan bahwa berhubungan suami istri usai makan sahur hukumnya boleh, dengan syarat segera melakukan mandi wajib sebelum masuk waktu imsak.

Diketahui bahwa mandi junub merupakan mandi yang hukumnya wajib dilakukan dilakukan umat Islam setelah junub. Kewajiban mandi junub ini tertuang dalam Al Quran surah An Nisa ayat 43 yang bunyi ayatnya sebagai berikut:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْرَبُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْتُمْ سُكٰرٰى حَتّٰى تَعْلَمُوْا مَا تَقُوْلُوْنَ وَلَا جُنُبًا اِلَّا عَابِرِيْ سَبِيْلٍ حَتّٰى تَغْتَسِلُوْا ۗوَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُوْرًا ٤٣

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat, sedangkan kamu dalam keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan dan jangan (pula menghampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali sekadar berlalu (saja) sehingga kamu mandi (junub). Jika kamu sakit, sedang dalam perjalanan, salah seorang di antara kamu kembali dari tempat buang air, atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapati air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci). Usaplah wajah dan tanganmu (dengan debu itu). Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.”

Bagi yang akan melaksanakan mandi junub, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membaca niat terlebih dahulu. Niat mandi junub adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla li raf’il hadasil akbari fardhal lillaahi ta’aala

Artinya: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar wajib karena Allah Ta’ala.”

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mandi junub setelah sahur diperbolehkan dalam Islam, asalkan dilakukan sebelum terbit fajar dan dengan membaca niat mandi junub terlebih dahulu.

Hal ini merupakan bagian dari fleksibilitas agama Islam dalam memperlakukan situasi tertentu, dengan memperhatikan kebutuhan individu dalam menjalankan ibadah. Semoga informasi ini bermanfaat bagi umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa Ramadan. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani