Musim Hujan Tapi Cuaca Panas, Ini Penjelasan BMKG
JAKARTA (marwahkepri.com) – Beberapa daerah di Indonesia menghadapi cuaca panas dalam beberapa hari terakhir karena minimnya hujan.
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto, menjelaskan bahwa fenomena ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kondisi atmosfer seperti El Nino dan Dipole.
“Beberapa hari terakhir, aktivitas fenomena atmosfer cukup berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan,” ujar Guswanto, Minggu (17/12/2023).
Analisis kondisi iklim global menunjukkan bahwa terdapat El Nino Moderate dengan nilai NINO 3.4 sebesar +1.70 dan nilai SOI sebesar -6.0. Selain itu, nilai DMI sebesar +1.21 juga menunjukkan adanya Dipole Mode Positif. Kondisi ini cenderung menghasilkan potensi curah hujan rendah di wilayah Indonesia.
Guswanto juga menyoroti kurang meratnya curah hujan sebagai penyebab cuaca panas di sejumlah daerah. Hujan dapat mengurangi suhu dan intensitas sinar matahari karena pergerakan awan hujan.
Analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR), Madden Julian Oscillation (MJO), dan aktivitas gelombang ekuator menunjukkan peningkatan aktivitas konvektif di beberapa wilayah, termasuk Pulau Sumatera bagian utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Selain itu, pantauan daerah konvergensi menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa lokasi, seperti Laut Natuna, Sumatera bagian utara dan tengah, Kalimantan bagian selatan, Selat Makassar, Sulawesi bagian selatan, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Arafura, NTT, dan Maluku.
Kondisi ini memperlihatkan pentingnya analisis iklim global dan lokal dalam memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap cuaca panas dan kekurangan hujan di berbagai wilayah Indonesia. MK-mun/kom
Redaktur: Munawir Sani