Skandal Korupsi Terbesar Guncang Vietnam: Pengembang Real Estat Diduga Gelapkan Dana Rp191 Triliun

VIETNAM (marwahkepri.com) – Vietnam terguncang oleh skandal korupsi terbesar dalam sejarah Asia Tenggara setelah pihak berwenang menangkap seorang pengembang real estat terkemuka yang diduga menggelapkan dana hampir US$12,4 miliar atau setara dengan Rp191 triliun, melebihi 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut.

Skandal ini melibatkan Truong My Lan, ketua pengembang real estat Van Thinh Phat Holdings Group, yang dituduh menggelapkan dana dari Saigon Commercial Bank. Menurut Kementerian Keamanan Publik Vietnam, Truong My Lan mengoperasikan jaringan luas dengan lebih dari 1.000 anak perusahaan di dalam dan luar negeri serta perusahaan-perusahaan cangkang lainnya.

Skandal ini mencuat pada 17 November, ketika Kementerian Keamanan Publik menuduh Truong My Lan mengambil sekitar Rp191 triliun dari Saigon Commercial Bank. Selain itu, 85 orang lainnya, termasuk 24 pejabat pemerintah dan rekanan dari Van Thinh Phat Holdings Group dan Saigon Commercial Bank, direkomendasikan untuk dituntut.

Skandal ini menjadi sorotan internasional karena melibatkan jumlah dana yang sangat besar. Sebagai perbandingan, skandal 1MDB di Malaysia pada tahun 2010-an yang melibatkan pencurian dana kekayaan negara “hanya” sekitar €4,1 miliar.

Pemerintah Vietnam telah melakukan kampanye antikorupsi sejak 2016, yang telah menumbangkan presiden dan beberapa menteri senior pemerintah. Meskipun upaya ini dianggap berhasil, skala skandal terbaru menimbulkan pertanyaan serius tentang keadaan sektor perbankan dan properti di Vietnam.

Analis memperkirakan bahwa skandal ini mungkin belum berakhir, dengan potensi penargetan pejabat lainnya, termasuk mantan bos partai di Kota Ho Chi Minh, Le Thanh Hai, yang disebut sebagai “pejabat paling korup di Vietnam.” Meskipun skandal ini dapat mengguncang stabilitas ekonomi negara tersebut, beberapa berpendapat bahwa kepercayaan bisnis di Vietnam mungkin sudah terguncang oleh investigasi korupsi sektor swasta sebelumnya. MK-mun

Redaktur : Munawir Sani