Rumah Tangga Islami: Menjaga Keharmonisan dengan Menutupi Aib Pasangan
Rumah tangga yang tentram dan damai merupakan impian setiap pasangan. Namun, konflik dalam rumah tangga tidak terelakkan.
Dalam hal ini, kebijakan bijak adalah tidak mengumbar masalah rumah tangga kepada orang lain, karena hal tersebut dapat membuat masalah semakin besar dan merugikan hati suami atau istri.
Hukum Islam dan Larangan Menceritakan Aib Pasangan
Tidak hanya istri, tetapi suami juga dituntut untuk menjaga aib pasangannya. Sebagai pasangan, saling menjaga dan menutupi aib pasangan merupakan tindakan yang sangat dianjurkan.
Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 187 menyebutkan, “…mereka menjadi pakaian bagimu, dan kamu juga menjadi pakaian bagi mereka…”
Mengutip buku “25 Panduan Menjadi Suami Istri yang di Ridhoi Allah” karya Humairoh Fani, membuka aib dianggap sebagai perbuatan tercela dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di hari kiamat adalah seorang laki-laki (suami) yang bercampur (bersetubuh) dengan istrinya, kemudian membeberkan rahasia istrinya tersebut.” (HR Muslim)
Dengan demikian, menceritakan aib pasangan dianggap sebagai perbuatan haram dan dapat membuat seseorang dianggap sebagai manusia yang terburuk di akhirat.
Namun, perlu dicatat bahwa membuka aib hubungan suami istri diperbolehkan dalam keadaan tertentu, seperti untuk pengobatan, konsultasi dengan dokter, atau menjelaskan hukum syar’i terkait suatu perkara untuk nasihat dan mengantisipasi bahaya bagi pasangan.
Azab Bagi Penyebar Aib Pasangan
Di era modern ini, menceritakan aib pasangan dapat terjadi dengan mudah, terutama melalui media sosial. Mengekspos aib pasangan dapat mendatangkan azab, baik di dunia maupun di akhirat.
Allah dapat mengazab dengan membuka aib orang tersebut sendiri, sebagaimana sabda Rasulullah, “Barangsiapa yang menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barangsiapa yang membuka aib seorang Muslim, Allah akan membuka aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya.” (Hadis Riwayat Ibnu Majah)
Menceritakan aib diri sendiri juga dilarang dan dapat menghalangi ampunan Allah SWT, seperti yang disabdakan Rasulullah, “Setiap umatku akan memperoleh ampunan dari Allah kecuali Al Mujahirin, yaitu semisal ada seseorang yang berbuat dosa di malam hari dan Allah menutup aibnya, namun kemudian pada pagi hari ia membuka aibnya sendiri.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)