Perlukan Biaya hingga Rp 800 Miliar, Ini Sejumlah Pengembangan di Pelantar Tanjungpinang
TANJUNGPINANG (marwahkepri.com) – Pengembangan Pelabuhan Kuala Riau (Pelantar I dan II) Tanjungpinang memasuki babak baru dengan dimulainya studi kelayakan proyek tersebut.
Hal tersebut dipastikan dalam Kick Off Meeting Pengembangan Pelabuhan Kuala Riau (Pelantar I and II) di Gedung Daerah Provinsi Kepri, Rabu (4/10/2023).
Adapun indikasi awal pengembangan Pelabuhan Kuala Riau akan memerlukan biaya USD 649 juta atau Rp 766,1 miliar dengan angka akhir akan ditentukan melalui studi kelayakan yang menggunakan metode Good Practice Infrastructure Projects (GPIP) Options.
Pengembangan Pelabuhan Kuala Riau akan dibiayai dana hibah dari Millenium Challenge Corporation (MCC) Amerika Serikat untuk Indonesia yang berjumlah USD 649 juta ditambah dana dukungan Pemerintah RI sebesar 7,5 persen sehingga total dana menjadi sekitar USD 697,7 juta.
Pengembangan Kuala Riau akan meliputi dua aspek utama. Pertama, rencana untuk mengembangkan sisi dermaga dan fasilitas pelabuhan guna meningkatkan layanan angkutan penumpang.
Kedua, akan ada pengembangan untuk angkutan barang pelayaran rakyat dengan kapasitas hingga 20 unit kapal sekaligus untuk bongkar muat. Dermaga ini akan memiliki panjang sekitar 800 meter. Juga, akan dibangun jalan lingkar antara pelabuhan ke Rimba Jaya atau Pinang Marina sepanjang 1,2 kilometer.
Selain itu, pelabuhan Kuala Riau ini akan dilengkapi dengan fasilitas seperti pengisian bahan bakar, listrik, dan kebutuhan kapal lainnya di area seluas 3 hektar di pelantar 1 dan 2. Tiga dermaga apung jenis HDPE dan satu dermaga khusus untuk kapal pemerintah juga akan dibangun. Seluruh proyek ini dilakukan dengan konstruksi ramah lingkungan dan tidak melibatkan reklamasi.
Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad dalam rapat tersebut mengatakan pengembangan Pelabuhan Kuala Riau sangat mendesak untuk dilakukan karena pelabuhan tersebut berfungsi sebagai pintu masuk utama logistik untuk masyarakat Tanjungpinang.
“Dengan semakin bagusnya performa Pelabuhan Kuala Riau akan bisa membuat arus keluar masuk barang di Tanjungpinang lebih cepat sehingga secara langsung bisa ikut menggerakkan perekonomian Tanjungpinang,” kata Gubernur Ansar.
Jaminan efisiensi waktu dan kepastian logistik akan memberi kelonggaran bagi pelaku usaha dalam mengelola stok atau pergudangan. Alhasil, uang dan ruang pun dapat dimanfaatkan untuk hal lain yang lebih produktif.
Adapun studi kelayakan Pelabuhan Kuala Riau akan dilakukan konsultan PricewaterhouseCoopers (PwC) dengan menggandeng Mott Macdonald, Seaport Consultant Asia, ESC, dan Indonesia Infrastructure Finance.
Studi kelayakan akan dilakukan selama 12 bulan untuk memastikan pengembangan Pelabuhan Kuala Riau bisa berjalan maksimal. MK-rah
Redaktur: Munawir Sani