Pesawat Jet Eksekutif Embraer Jatuh di Rusia, Pemimpin Kelompok Tentara Bayaran Yevgeny Prigozhin Tewas
JAKARTA (marwahkepri.com) – Sebuah pesawat jet eksekutif Embraer (EMBR3 SA) Legacy 600 yang mengangkut pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin, mengalami kecelakaan di wilayah Tver, Rusia. Meskipun data pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa pesawat tersebut tidak mengalami masalah hingga penurunan tiba-tiba dalam waktu 30 detik terakhir.
Dilaporkan oleh Reuters pada Kamis (24/8/2023), Badan penerbangan Rusia Rosaviatsia mengonfirmasi bahwa Yevgeny Prigozhin merupakan salah satu dari 10 korban tewas dalam kecelakaan tersebut. Pesawat sedang melakukan perjalanan dari Moskow menuju St Petersburg ketika jatuh di dekat desa Kuzhenkino di Wilayah Tver.
Menurut Ian Petchenik dari Flightradar24, pada pukul 15:19 GMT, pesawat tiba-tiba melakukan gerakan vertikal ke bawah. Dalam waktu sekitar 30 detik, pesawat tersebut jatuh lebih dari 8.000 kaki dari ketinggian jelajahnya yang mencapai 28.000 kaki. Sebelum kejadian tersebut, Flightradar24 mencatat bahwa tidak ada tanda-tanda masalah dengan pesawat.
Petchenik berkomentar, “Apapun yang terjadi, terjadi dengan cepat.”
Penyelidik di Rusia telah membuka penyelidikan kriminal untuk mengungkap penyebab kecelakaan. Beberapa sumber yang tidak disebutkan namanya menyatakan kepada media Rusia bahwa mereka menduga pesawat tersebut mungkin ditembak jatuh oleh satu atau lebih rudal permukaan ke udara. Namun, Reuters tidak dapat memastikan informasi tersebut.
Pembuat pesawat Embraer SA (EMBR3.SA) dari Brasil mengklarifikasi bahwa mereka tidak memberikan layanan atau dukungan apa pun kepada pesawat tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Pesawat ini dapat menampung sekitar 13 orang.
Perusahaan tersebut menyatakan dalam pernyataan resmi bahwa mereka telah mematuhi sanksi internasional yang dijatuhkan terhadap Rusia. Jet mewah ini tercatat di Flightradar24 dengan registrasi RA-02795, yang sama dengan pesawat yang membawa Yevgeny Prigozhin ke Belarus setelah pemberontakan sebelumnya, sesuai dengan sumber industri yang memiliki pengetahuan tentang permasalahan tersebut.
Data dari pelacak penerbangan online Flightradar24 menunjukkan posisi terakhir pesawat pada pukul 15.11 GMT sebelum terjadinya kecelakaan. Adanya kemacetan atau gangguan di area tersebut mungkin mempengaruhi pengumpulan data lokasi lebih lanjut.
Data pelacakan berlangsung selama sembilan menit. Flightradar24 menyebutkan bahwa jet tersebut mengalami serangkaian pendakian dan penurunan beberapa ribu kaki masing-masing selama 30 detik sebelum akhirnya mengalami kecelakaan. Data terakhir dari pesawat tersebut diterima oleh Flightradar24 pada pukul 15:20. MK-mun
Redaktur : Munawir Sani