Waduh, Taiwan Temukan Indomie Varian Soto Banjar Terdeteksi Mengandung Residu Pestisida

IMG_7687

TAIPEI (marwahkepri.com) – Otoritas Taiwan melaporkan temuan satu batch mi instan Indomie varian rasa Soto Banjar Limau Kuit produksi Indonesia yang mengandung residu pestisida etilen oksida (EtO) di atas ambang batas yang berlaku di negara tersebut.

Menurut laporan Food and Drug Administration (FDA) Taiwan, batch produk yang bermasalah itu memiliki tanggal kedaluwarsa 19 Maret 2026.

Menindaklanjuti temuan itu, The Centre for Food Safety (CFS) Hong Kong menyatakan sedang menyelidiki kemungkinan produk tersebut masuk melalui jalur impor resmi maupun pembelian daring oleh konsumen.

“Konsumen harus membuang produk dan tidak mengonsumsinya,” tulis peringatan CFS.

CFS menegaskan pihaknya akan terus memantau perkembangan, berkoordinasi dengan otoritas terkait, dan mengambil langkah pencegahan jika diperlukan.

Apa itu Etilen Oksida?

Etilen oksida (EtO) adalah zat kimia yang digunakan untuk sterilisasi produk makanan guna mencegah pertumbuhan bakteri. Namun, zat ini dikategorikan sebagai karsinogen atau pemicu kanker bila berada di atas batas aman.

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Prof. Zullies Ikawati, PhD, Apt, menjelaskan EtO bukan bahan tambahan pangan, melainkan residu dari proses sterilisasi.

“Jumlahnya memang kecil, tapi karena sifatnya karsinogen, ada batas maksimal yang ditetapkan setiap negara. Kalau melebihi batas, potensi bahayanya meningkat,” jelasnya.

Ia menambahkan, regulasi mengenai ambang batas EtO berbeda-beda di tiap negara. Uni Eropa termasuk yang paling ketat dengan melarang total penggunaan EtO untuk sterilisasi pangan. MK-mun/dtk

Redaktur: Munawir Sani