Huawei Tetap Percaya Diri Meski Ditekan AS, Ren Zhengfei: Kami Tidak Sehebat Itu

7fe7f765-b9fd-4ea2-b778-342167f7093b_169

Foto: Pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei (AP Photo/Vincent Yu)

BEIJING (marwahkepri.com) – Di tengah tekanan kontrol ekspor yang semakin ketat dari Amerika Serikat (AS), Huawei tetap menunjukkan sikap tenang dan optimistis. Pendiri sekaligus CEO Huawei, Ren Zhengfei, menyatakan bahwa tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan mengenai kemampuan perusahaan, terutama dalam pengembangan chip semikonduktor.

“Tidak perlu khawatir soal masalah chip,” ujar Ren dalam sebuah wawancara yang dikutip dari Reuters, Selasa (10/6/2025). Ia bahkan mengakui bahwa chip buatan Huawei belum sehebat yang digambarkan oleh pihak-pihak tertentu. “Amerika Serikat melebih-lebihkan pencapaian Huawei. Kami tidak sehebat itu. Kami harus bekerja keras untuk bisa memenuhi evaluasi mereka,” ujarnya secara lugas.

Ren menyebut bahwa chip Huawei saat ini memang tertinggal satu generasi dari chip buatan Amerika, namun perusahaan telah berhasil menemukan solusi untuk meningkatkan performa secara signifikan. Salah satunya adalah melalui pendekatan chip majemuk (compound chip), yakni penggunaan chip dari berbagai elemen dan metode alternatif yang menyalahi hukum Moore secara konvensional. Pendekatan ini, menurut Ren, berhasil menghasilkan performa yang layak untuk aplikasi nyata.

“Kami menggunakan matematika untuk melengkapi ilmu fisika, hukum non-Moore untuk melengkapi hukum Moore, dan komputasi klaster untuk melengkapi chip tunggal. Hasilnya, sistem kami mencapai kondisi praktis. Software bukan hambatan untuk kami,” tegasnya. Huawei, menurut Ren, telah menginvestasikan 180 miliar yuan untuk riset dan pengembangan demi mengatasi keterbatasan teknologi akibat embargo.

Pernyataan ini datang tak lama setelah Departemen Perdagangan AS menyatakan bahwa penggunaan chip Ascend milik Huawei melanggar aturan kontrol ekspor yang diberlakukan, menyusul persaingan dengan chip AI dari raksasa AS, Nvidia. Meskipun berada dalam posisi yang sulit, Huawei terus menunjukkan perkembangan.

Pada April lalu, Huawei meluncurkan sistem AI CloudMatrik 384, sebuah kluster komputasi yang menghubungkan 384 chip Ascend 910C dalam satu sistem. Teknologi ini ditujukan untuk pelatihan model AI berskala besar. Beberapa analis bahkan menilai sistem CloudMatrik Huawei bisa menyaingi, atau bahkan mengungguli, sistem Nvidia GB200 NVL72 dalam sejumlah parameter kinerja.

Di tengah persaingan geopolitik dan tekanan dari negara adidaya, Huawei tetap melangkah dengan strategi teknologi dan keyakinan bahwa kemandirian serta inovasi adalah kunci untuk bertahan dan tumbuh. MK-cnbc

Redaktur : Munawir Sani