Eazy 1000 Passport Diserbu Warga, Imigrasi Batam Siap Perluas Layanan Paspor

gjg

Warga Batam menyerbu layanan Eazy 1000 Passport yang digelar Imigrasi Batam, Minggu (18/5/2025) di Grand Batam Mall. (Foto: mun)

BATAM (marwahkepri.com) – Direktorat Jenderal Imigrasi bersama Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kepulauan Riau (Kepri) menyelenggarakan layanan paspor massal bertajuk Eazy 1000 Passport.

Layanan ini digelar selama dua hari, yakni Sabtu (17/5/2025) dan Minggu (18/5/2025) di Grand Batam Mall, untuk memudahkan masyarakat yang tidak bisa mengurus paspor pada hari kerja.

Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Kepri, Ujo Sujoto, mengatakan bahwa layanan akhir pekan ini merupakan solusi terhadap keluhan masyarakat.

“Kami melihat banyak masyarakat kesulitan mengurus paspor di hari kerja. Maka akhir pekan menjadi waktu yang tepat. Inilah mengapa kami beri nama Eazy Passport, agar masyarakat mudah mendapat layanan,” ujar Ujo saat meninjau pelayanan, Sabtu (17/5/2025).

Setiap hari, layanan ini membuka kuota untuk 500 orang pemohon. Eazy Passport juga merupakan bentuk implementasi arahan Presiden RI dan kebijakan Kemenpan-RB dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik yang adaptif dan inklusif.

“Ke depan, pelayanan imigrasi akan bergerak ke arah sistem digital dan transparan. Tidak lagi tergantung pada kuota manual,” tambah Ujo.

Ujo juga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah merencanakan perluasan Unit Layanan Paspor (ULP) ke lima lokasi di Batam, yakni Sagulung, Bengkong, Batam Center, Harbour Bay, dan Batuaji.

“Warga di Barelang atau Batuaji tidak perlu jauh-jauh ke Batam Center. Cukup ke ULP terdekat. Ini bentuk nyata kehadiran negara di tengah masyarakat,” katanya.

Dalam kegiatan Eazy 1000 Passport ini, penyandang disabilitas juga turut dilibatkan. Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam, Hajar Aswad, mengatakan hal ini sebagai bentuk komitmen inklusivitas.

“Kami melibatkan tujuh penyandang disabilitas, yang telah dilatih sebelumnya. Mereka bertugas di bagian layanan pelanggan dan penginputan data,” ujar Hajar.

Langkah ini mendapat apresiasi dari masyarakat sebagai bentuk nyata pemberdayaan kelompok disabilitas.

“Mereka kami latih agar mampu menunjukkan bahwa mereka setara dan bisa berkarya seperti masyarakat lainnya. Semoga ke depannya ada kebijakan khusus yang mendukung mereka untuk lebih berkembang,” tambah Hajar. MK-mun

Redaktur: Munawir Sani