China Bangun Stasiun Dasar Laut, Ambisi Baru Eksplorasi Samudra

f2d57bea-5bf0-4abe-a7db-9c3b636f5c59

Ilustrasi Dasar Laut China. (f: meta)

BEIJING (marwahkepri.com) – China merilis rincian pertama dari rencana ambisiusnya untuk membangun Stasiun Dasar Laut di kedalaman sekitar 1.828 meter di bawah permukaan Laut China Selatan. Proyek ini ditargetkan selesai pada 2030 dan mampu menampung hingga enam ilmuwan dalam misi eksplorasi selama satu bulan.

Fasilitas ini akan difokuskan pada studi ekosistem ‘cold seep’, lingkungan unik yang kaya dengan kehidupan dan memiliki cadangan besar hidrat metana, sumber daya potensial untuk energi masa depan. Selain itu, stasiun ini akan berfungsi sebagai pusat pemantauan permanen untuk mengamati perubahan ekologi, aktivitas tektonik, dan tingkat metana di dasar laut.

Namun, proyek ini memicu kontroversi mengingat sengketa wilayah di Laut China Selatan. Taiwan, Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei menentang klaim kedaulatan China atas wilayah tersebut. Selain itu, pengumuman ini memperkuat persaingan dengan Amerika Serikat, yang juga tengah mengembangkan proyek stasiun dasar laut di Karibia.

China – Proyek pembangunan Stasiun Dasar Laut China di Laut China Selatan menimbulkan beragam spekulasi. Selain sebagai langkah maju dalam eksplorasi ilmiah, proyek ini juga dipandang sebagai upaya memperkuat klaim kedaulatan China di wilayah yang disengketakan.

Dengan cadangan hidrat metana diperkirakan mencapai 70 miliar ton serta endapan mineral berharga seperti kobalt dan nikel, Laut China Selatan menjadi pusat perhatian global. Stasiun ini tidak hanya akan meningkatkan pemahaman ilmiah tentang ekosistem laut dalam tetapi juga memberikan keuntungan strategis bagi China dalam menguasai sumber daya bawah laut.

Pengumuman proyek ini datang di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan. Selain persaingan dengan negara-negara tetangga, China juga menghadapi tantangan dari Amerika Serikat yang memiliki ambisi serupa dalam eksplorasi bawah laut melalui proyek yang dikembangkan oleh NOAA dan Proteus Ocean Group.

China semakin agresif dalam pengembangan teknologi eksplorasi laut dalam. Setelah sukses dengan Stasiun Luar Angkasa Tiangong, China kini mengumumkan pembangunan Stasiun Dasar Laut di kedalaman lebih dari 1.800 meter di Laut China Selatan.

Stasiun ini bertujuan untuk mempelajari fenomena geologi, ekologi, dan potensi energi di dasar laut. Dengan sistem pemantauan canggih dan jaringan kapal selam tak berawak, proyek ini akan menjadi tonggak baru dalam eksplorasi samudra.

Namun, langkah China ini tidak berdiri sendiri. Amerika Serikat juga mengembangkan stasiun bawah laut di Karibia sebagai bagian dari proyek jangka panjang untuk membangun habitat bawah laut global. Dengan dua kekuatan besar dunia berlomba dalam eksplorasi laut dalam, masa depan penelitian kelautan tampaknya akan semakin menarik dan penuh persaingan. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani