Crazy Rich Vietnam Bisa Bebas Vonis Mati Asalkan Bayar Rp142 T

Crazy Rich Vietnam Bisa Bebas Vonis Mati Asalkan Bayar Rp142 T

Crazy Rich Vietnam Truong My Lan Bisa Bebas Hukuman Mati Jika Bayar Rp142 Triliun. (F: Istimewa)

JAKARTA – Crazy Rich Vietnam Truong My Lan, yang dijatuhi hukuman mati atas penipuan terbesar dalam sejarah Vietnam, memiliki kesempatan untuk menghindari eksekusi jika mampu membayar US$9 miliar (sekitar Rp142 triliun). Jumlah ini merupakan sepertiga dari total kerugian yang ia sebabkan.

Pada Selasa (3/12), wanita berusia 68 tahun tersebut kalah dalam upaya banding terhadap vonis mati yang dijatuhkan kepadanya. Meskipun demikian, Lan masih bisa menghindari hukuman mati dengan mengembalikan sejumlah uang yang digelapkan, yaitu US$9 miliar.

Lan didakwa sebagai dalang penipuan yang menyebabkan kerugian lebih dari US$12 miliar (sekitar Rp190 triliun), yang setara dengan sekitar 3 persen dari seluruh perekonomian Vietnam. Penipuan ini mengguncang sektor keuangan negara dan merusak kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Vietnam.

Kasus ini mencuat saat gelembung properti di Vietnam pecah dan kredit macet mulai menumpuk, sementara beberapa bisnis yang terkait dengan Lan mengalami kesulitan keuangan akibat pandemi Covid-19. Penangkapan Lan pada Oktober 2022 memicu protes besar terhadap Saigon Commercial Bank (SCB), yang diduga terafiliasi dengan kejahatannya.

Meskipun di atas kertas Lan hanya memiliki 5 persen saham di SCB, jaksa menuduhnya secara tidak langsung menguasai 91,5 persen saham bank tersebut dan menyuap pejabat perbankan untuk menutupi jejaknya.

Penyelidikan lebih lanjut mengungkap bahwa Lan dan kaki tangannya telah menggelapkan uang melalui jaringan ribuan perusahaan cangkang selama lebih dari satu dekade, menyebabkan kerugian total sekitar US$44 miliar (Rp698 triliun). Ini menjadikan kasusnya lebih besar dari skandal 1MDB di Malaysia dan penipuan Sam Bankman-Fried di dunia kripto.

Selain hukuman mati, Lan juga dijatuhi hukuman seumur hidup dalam persidangan terpisah pada Oktober setelah terbukti bersalah atas penipuan, pencucian uang, dan transfer uang ilegal, dengan penyalahgunaan sekitar US$27 miliar.

Mk-cnn

Redaktur: Munawir Sani