10 Negara dengan Jumlah Perokok Terbanyak di Dunia menurut World Population Review

Ilustrasi Foto.
Marwahkepri.com – Merokok adalah kebiasaan yang melibatkan banyak orang di seluruh dunia. Tidak hanya orang dewasa, anak muda juga semakin terpengaruh oleh sifat adiktif dari rokok yang membuatnya sulit untuk dihentikan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tembakau yang terdapat pada rokok menyebabkan lebih dari 8 juta kematian per tahun, baik pada perokok aktif maupun pasif. Selain itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan bahwa tembakau adalah penyebab utama penyakit, kecacatan, dan kematian yang sebenarnya dapat dicegah di Amerika Serikat (AS).
Penggunaan tembakau meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, hingga pembekuan darah. Penggunaan tembakau juga berkontribusi terhadap serangan jantung, stroke, kerusakan gigi dan gusi, serta kulit keriput.
Menurut World Population Review, prevalensi merokok dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk tingkat kemakmuran negara dan budaya. Negara-negara kaya cenderung memiliki jumlah perokok lebih banyak, dan dalam beberapa budaya, merokok adalah bagian dari norma sosial.
Berdasarkan data World Population Review pada 2022, Nauru di Mikronesia adalah negara dengan jumlah perokok terbanyak di dunia, yakni 48,3 persen dari populasinya. Diikuti oleh Myanmar dengan 44,4 persen. Indonesia menduduki peringkat kedelapan dengan 38,2 persen perokok.
Berikut adalah daftar 10 negara dengan jumlah perokok terbanyak di dunia pada 2022 menurut World Population Review:
- Nauru (48,3 persen)
- Myanmar (44,4 persen)
- Kiribati (39,7 persen)
- Papua Nugini (39,6 persen)
- Serbia (39,5 persen)
- Bulgaria (39,5 persen)
- Timor Leste (38,7 persen)
- Indonesia (38,2 persen)
- Kroasia (37 persen)
- Kepulauan Solomon (36,9 persen)
Negara dengan tingkat merokok tertinggi umumnya berada di Asia Tenggara dan kawasan Balkan di Eropa. Sedangkan, negara-negara Eropa Barat dan Amerika cenderung memiliki tingkat merokok yang lebih rendah.
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), jumlah perokok aktif di Indonesia diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4 persen di antaranya berusia 10 hingga 18 tahun. Kelompok anak dan remaja mengalami peningkatan jumlah perokok yang signifikan. Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2019 menunjukkan prevalensi perokok pada anak sekolah usia 13 hingga 15 tahun naik dari 18,3 persen pada 2016 menjadi 19,2 persen pada 2019.
Secara umum, angka merokok di seluruh dunia telah menurun berkat meningkatnya pendidikan mengenai dampak tembakau dan kampanye anti-tembakau.
“Kita perlu terus meningkatkan upaya untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya merokok dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk berhenti merokok,” kata Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.