Bukan Emas Lagi, Bitcoin Kini Mendominasi: Analisis JPMorgan tentang Aset Populer

Marwahkepri.com – Aset kripto (cryptocurrency) Bitcoin (BTC) disebut lebih populer ketimbang komoditas emas di portofolio investor. Menurut institusi finansial JPMorgan, kepopuleran ini dibantu oleh harga aset kripto Bitcoin yang terus mencetak rekor baru.

Harga Bitcoin tembus ke level tertinggi 72.886 dollar AS (sekitar Rp 1,13 miliar) per keping pada Senin (11/3/2024) pagi. Namun, perlu dicatat bahwa volatilitas Bitcoin 3,7 kali lebih besar dibandingkan emas. Volatilitas itu sendiri mengacu pada tingkat fluktuasi atau perubahan harga mata uang kripto yang cepat dalam periode waktu yang pendek.

Menurut Nikolaos Panigirtzoglou, Global Market Strategist JPMorgan, “Kebanyakan investor mempertimbangkan risiko dan volatilitas ketika mereka mengalokasikan seluruh kelas aset (class asset).” Ia juga menambahkan bahwa mengingat volatilitas Bitcoin yang lebih tinggi, tidak realistis mengharapkan Bitcoin bisa menyamai emas dalam jumlah notional.

Meski demikian, JPMorgan menemukan bahwa jika Bitcoin diasumsikan menyamai emas dalam hal modal risiko, alokasi yang diimplikasikan akan melampaui emas. Saat ini, dengan harga Bitcoin di kisaran 68.000 dollar AS (sekitar Rp 1.052 miliar), alokasi yang diimplikasikan untuk Bitcoin dalam portofolio investor telah melebihi emas, jika volumenya disesuaikan.

Pergerakan harga terbaru BTC ke level hampir 73.000 dollar AS per keping terjadi ketika regulator keuangan Inggris memberikan sinyal positif untuk produk surat utang yang didukung kripto. Alasan lain yang sebelumnya mendongkrak harga BTC adalah adanya sentimen positif terhadap keputusan Pemerintah Amerika Serikat melalui Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) yang menyetujui exchange-tranded funds (ETF) berbasis Bitcoin pada Rabu (10/1/2024).

Sementara itu, harga emas juga mencapai rekor baru dengan harga 2.155 dollar AS (sekitar Rp 33,3 juta) per seratus gram pada Jumat (8/3/2024). Terdapat tiga penyebab utama mengapa harga BTC terus meningkat, di antaranya adalah sentimen positif terhadap ETF Bitcoin dan peristiwa “halving day” yang akan terjadi pada sekitar 19 atau 20 April 2024.

JPMorgan menyimpulkan bahwa arus masuk ke kedua komoditas tersebut mencapai 9 miliar dollar AS (setara Rp 139,4 triliun). Dengan menggunakan ETF emas sebagai panduan, dana Bitcoin bisa menampung sekitar 62 miliar dollar AS (sekitar Rp 960,4 triliun) dalam jangka waktu dua hingga tiga tahun.