70 Kapal Militer China Kepung Taiwan Sepanjang Mei, Taipei: Tekanan Militer Paling Provokatif

Ilustrasi kapal perang dan pesawat tempur China mengepung Taiwan. (f: meta)
TAIWAN (marwahkepri.com) – Ketegangan di Selat Taiwan semakin memanas setelah otoritas keamanan Taiwan melaporkan bahwa China telah mengerahkan hingga 70 kapal militer, termasuk dua kapal induk, dan 75 pesawat tempur ke wilayah sekitar pulau tersebut sepanjang bulan Mei 2025.
Menurut laporan yang dirilis pada Senin (2/6) dan dikutip dari seorang pejabat keamanan Taiwan, manuver militer ini berlangsung dari Laut Kuning hingga Laut China Selatan, bahkan merambah ke Samudra Pasifik melalui Selat Miyako.
“Ini bukan latihan biasa. Ini merupakan unjuk kekuatan yang ditujukan langsung ke Taiwan — tekanan maksimum yang mencakup operasi lintas zona dan pelecehan udara-maritim simultan,” ujar pejabat tersebut.
China diketahui secara konsisten menolak mengesampingkan opsi kekuatan untuk “menyatukan kembali” Taiwan, yang memiliki pemerintahan demokratis sendiri. Dalam praktiknya, tekanan ini telah meningkat menjadi latihan perang gabungan, pelayaran tanpa identifikasi, dan kehadiran militer masif di titik-titik strategis.
🚨 Fakta Penting:
-
2 kapal induk dan puluhan kapal perang China berlayar di utara dan selatan Taiwan.
-
75 pesawat tempur China lakukan patroli kesiapan tempur di dekat wilayah Taiwan sepanjang Mei.
-
30 kapal tak bernama terpantau tanpa dokumen sah di dekat Penghu (19 Mei).
-
Latihan China mencakup pelayaran lintas zona hingga Samudra Pasifik Barat.
-
Aktivitas ini disebut “lebih provokatif dari sebelumnya” oleh Taiwan.
-
Terjadi ketegangan diplomatik dengan Jepang karena insiden pesawat dan kapal penjaga pantai di wilayah sengketa.
🌏 Implikasi Regional & Internasional
Pengamat menyebut tindakan China ini sebagai bagian dari “zona abu-abu” strategi militer, yang bertujuan menguras kesiapsiagaan lawan tanpa memicu konflik terbuka. Namun, langkah ini menimbulkan risiko miskalkulasi, terutama karena melibatkan negara-negara besar seperti Jepang dan Amerika Serikat yang memiliki kepentingan keamanan di Indo-Pasifik.
“Ini adalah pesan Beijing: bahwa mereka siap dan mampu memproyeksikan kekuatan lintas wilayah,” kata analis militer di Taiwan Defense Review. MK-dtc
Redaktur : Munawir Sani