38 Pulau di Kepri Masih Belum Berlistrik, Akan Gunakan PLTS Solar Home System

IMG_4686

Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura menjadi pembicara dalam Dialog Tanjungpinang Pagi RRI bertema “Kepri Terang, Percepat Pemerataan Listrik di Kepri”, yang digelar pada Rabu (19/3/2025). (Foto: kepriprov)

TANJUNGPINANG (marwahkepri.com) – Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Nyanyang Haris Pratamura, menegaskan bahwa seluruh wilayah di Kepri menjadi prioritas dalam percepatan pemerataan listrik. Hal ini ia sampaikan dalam program Dialog Tanjungpinang Pagi RRI bertema “Kepri Terang, Percepat Pemerataan Listrik di Kepri”, yang digelar pada Rabu (19/3/2025).

Dialog ini juga menghadirkan Kepala Dinas ESDM Kepri, Muhammad Darwin, dan Asisten Manajer Perencanaan PLN UP3 Tanjungpinang, Muhamad Taufik, dengan Apriyani sebagai host.

Wakil Gubernur Nyanyang Haris Pratamura mengapresiasi peran PLN dalam mendukung program Kepri Terang, khususnya dalam penyambungan listrik melalui transmisi kabel bawah laut, tower crossing, dan energi baru terbarukan.

“Harapan kami dengan program Kepri Terang, listrik dapat menjangkau berbagai aspek kehidupan masyarakat sehingga mereka benar-benar bisa menikmati manfaatnya,” ujar Nyanyang.

Kepala Dinas ESDM Kepri, Muhammad Darwin, mengungkapkan bahwa dalam rentang 2021–2024, rasio elektrifikasi di Kepri meningkat dari 93,72 persen menjadi 98,19 persen pada akhir 2024.

Selain itu, jumlah pulau berpenghuni yang telah berlistrik meningkat dari 96 menjadi 155 pulau.

“Dalam periode pertama kepemimpinan Pak Ansar, program Kepri Terang berhasil sejalan dengan program Indonesia Terang. Kini, di periode kedua, kita melanjutkan upaya mencapai swasembada energi, yang juga menjadi bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo,” jelas Darwin.

Sejumlah wilayah yang sebelumnya hanya mendapatkan listrik selama 14 jam, kini sudah bisa menikmati listrik 24 jam. Selain itu, jumlah subsistem PLN meningkat dari 23 menjadi 37 dengan berbagai intervensi, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), tower crossing dan kabel laut.

Pemprov Kepri juga mulai beralih ke energi bersih dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Komunal. Pada 2023, enam pulau telah mendapatkan PLTS Komunal, sementara 10 pulau lainnya mendapatkan solar home system.

Saat ini, masih ada 38 pulau berpenghuni yang belum berlistrik, dengan jumlah penduduk rata-rata di bawah 50 KK, bahkan ada yang hanya 10–15 KK.

Menurut Muhammad Darwin, penggunaan genset di pulau-pulau kecil tidak efisien. Oleh karena itu, Pemprov Kepri mengintervensi dengan PLTS solar home system, di mana setiap rumah mendapatkan satu pembangkit PLTS.

“Jika diberikan genset, operasionalnya cukup berat. Maka kita intervensi dengan PLTS solar home system,” jelasnya.

Selain pembangunan pembangkit listrik, Pemprov Kepri juga telah menyambungkan listrik secara gratis ke 12.764 rumah dalam periode 2021–2024 dengan anggaran per rumah Rp 2,5 juta – Rp 3 juta.

Untuk tahun 2025, rencana listrik desa akan menjangkau 10 lokasi baru, dengan metode 2 lokasi menggunakan kabel laut dan tower crossing, dan 8 lokasi menggunakan PLTS Komunal.

Menurut Asisten Manajer Perencanaan PLN UP3 Tanjungpinang, Muhamad Taufik, dari 419 desa di Kepri, 99,7 persen sudah berlistrik.

Saat ini, satu-satunya desa yang belum mendapatkan listrik adalah Desa Lalang di Kabupaten Lingga.

“Capaian ini merupakan prestasi besar hasil kerja sama yang baik antara PLN dan Pemprov Kepri,” ujar Taufik.

Dengan sinergi Pemprov Kepri dan PLN, program Kepri Terang terus berupaya mewujudkan energi berkeadilan di seluruh pelosok Kepulauan Riau, memastikan masyarakat di daerah terpencil dapat menikmati listrik secara berkelanjutan. MK-rah

Redaktur: Munawir Sani