Gerindra Soal Demo ‘Indonesia Gelap’: Reaksi Berlebihan, Pemerintah Fokus Rencana Jangka Panjang

Gerindra Soal Demo ‘Indonesia Gelap’: Reaksi Berlebihan, Pemerintah Fokus Rencana Jangka Panjang

Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani. (F: Ist)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menanggapi aksi demonstrasi mahasiswa bertajuk Indonesia Gelap yang berlangsung di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Senin (18/2/2025).

Muzani menilai aksi tersebut sebagai bentuk reaksi yang wajar, namun menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo Subianto tetap berkomitmen menjalankan rencana jangka panjangnya.

“Sebagai sebuah reaksi, kita dengar dan perhatikan. Tapi pemerintah tetap bertekad menjalankan rencana awal, seperti yang sudah dipidatokan oleh Pak Prabowo. Rencana itu dimaksudkan untuk jangka panjang bagi Indonesia,” ujar Muzani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Respon Kontraproduktif Akibat Kekagetan

Muzani menjelaskan bahwa kebijakan yang diterapkan Prabowo masih berada dalam tahap awal, sehingga wajar jika menimbulkan berbagai reaksi, termasuk yang berlebihan.

“Kebijakan yang dilakukan Pak Prabowo baru tahap awal, sehingga menimbulkan kekagetan dan sering kali reaksinya berlebihan serta kontraproduktif. Tetapi sebagai sebuah reaksi, itu boleh-boleh saja,” katanya.

Ia juga menyebutkan bahwa respons serupa tidak hanya datang dari masyarakat, tetapi juga dari internal birokrasi dan pemerintahan, terutama terkait kebijakan penghematan anggaran.

“Birokrasi selama ini bergerak dengan pengetatan yang relatif longgar, jadi saat ada kebijakan baru, wajar jika terjadi reaksi,” tambahnya.

Mahasiswa Sampaikan 13 Tuntutan

Dalam aksi demonstrasi Indonesia Gelap, mahasiswa menyampaikan 13 tuntutan kepada pemerintah. Tuntutan tersebut mencakup berbagai isu, mulai dari kebijakan pendidikan hingga desakan untuk merombak Kabinet Merah Putih.

Muzani menegaskan bahwa meskipun ada kritik dan reaksi keras, pemerintah akan tetap fokus menjalankan visi dan strategi pembangunan jangka panjang demi kepentingan nasional. Mk-detik

Redaktur: Munawir Sani