Rencana Trump Kuasai Gaza Memicu Gelombang Protes Global

Rencana Trump Kuasai Gaza Memicu Gelombang Protes Global

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (F: Ist)

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, melontarkan usulan kontroversial untuk mengambil alih dan memiliki Jalur Gaza, yang memicu kecaman luas dari berbagai pihak di dunia.

Pada konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Trump mengungkapkan bahwa AS berencana menguasai Jalur Gaza setelah merelokasi warga Palestina ke wilayah lain. Dia menyebut langkah ini bertujuan untuk mengembangkan ekonomi di kawasan tersebut.

Trump bahkan berbicara tentang “kepemilikan jangka panjang” AS atas Jalur Gaza. Ia menambahkan, AS akan membersihkan bangunan yang hancur di sana, menciptakan lapangan kerja, dan membawa stabilitas ke Timur Tengah.

Namun, ide ini langsung mendapat penolakan tegas dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Abbas menegaskan bahwa Jalur Gaza adalah bagian tak terpisahkan dari tanah Palestina, bersama Tepi Barat dan Yerusalem Timur. “Kami tidak akan melepaskan tanah, hak, dan situs suci kami,” ujar Abbas, seperti dilansir AFP.

Hamas juga mengecam usulan Trump. Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menyebutnya sebagai rencana untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka. “Ini adalah resep untuk kekacauan dan ketegangan di kawasan,” tegas Abu Zuhri.

Penolakan keras juga datang dari Arab Saudi, Mesir, dan Yordania, yang menyatakan dukungan penuh terhadap hak rakyat Palestina. Negara-negara seperti Uni Emirat Arab, Turki, Indonesia, dan Malaysia turut mengecam rencana tersebut, bersama negara-negara besar seperti Inggris, Prancis, Jerman, China, dan Rusia.

Sementara itu, Trump menegaskan bahwa usulan ini tidak memerlukan pengerahan militer AS ke Jalur Gaza. Meski demikian, reaksi global menunjukkan bahwa gagasan ini hanya menambah ketegangan di kawasan yang sudah lama berkonflik. Mk-detik

Redaktur: Munawir Sani