Kasus DBD di Midai, Kabupaten Natuna Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada

fgfgt

Kepala Dinas Kesehatan Natuna, Hikmat Aliansyah. (Foto: saida)

NATUNA (marwahkepri.com) – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Midai terus mengalami peningkatan. Hingga saat ini, tercatat sudah ada lima anak yang terjangkit penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut. Beberapa pasien bahkan harus dirujuk ke rumah sakit karena kondisi yang memburuk. Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan segera mengambil langkah pencegahan agar penyebaran DBD tidak semakin meluas.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Hikmat Aliansyah, menyatakan bahwa saat ini Midai telah mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD. Ia menyoroti bahwa banyak orang tua yang terlambat membawa anak mereka ke Puskesmas meskipun sudah mengalami gejala awal seperti demam tinggi dan batuk.

“Kami menemukan beberapa kasus di mana anak-anak baru dibawa ke fasilitas kesehatan ketika sudah dalam kondisi parah. Saat ini, ada lima anak yang terjangkit DBD di Midai, dan beberapa di antaranya harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD Natuna. Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk segera membawa anggota keluarga yang mengalami demam tinggi lebih dari dua hari ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat,” ujar Hikmat Aliansyah.

Hikmat menekankan pentingnya tindakan pencegahan, seperti segera memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan dan menjalankan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan menerapkan 3M: Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta Mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air.

Selain itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna akan meningkatkan pengawasan dan sosialisasi untuk menekan angka penyebaran DBD. Hikmat berharap masyarakat lebih proaktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan tidak menunggu hingga kondisi kesehatan memburuk sebelum mencari pertolongan medis.

“Kami juga akan melakukan fogging di daerah yang berisiko tinggi. Namun, fogging saja tidak cukup tanpa kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Oleh karena itu, kami sangat berharap kerja sama dari semua pihak dalam mengatasi masalah ini,” tutup Hikmat. MK-nang

Redaktur : Munawir Sani