Trump Ancaman Tarif 100% pada Negara-negara BRICS Jika Ciptakan Mata Uang Saingan Dolar AS
Washington, D.C.(marwahkepri.com) – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menegaskan sikap proteksionisnya terhadap kebijakan ekonomi global. Melalui media sosialnya, Trush Sosial, Trump mengancam akan mengenakan tarif 100% pada blok sembilan negara BRICS jika mereka mencoba menciptakan mata uang saingan untuk dolar AS.
“Gagasan bahwa negara-negara BRICS mencoba menjauh dari dolar AS sementara kita berdiri dan menonton sudah BERAKHIR,” tulis Trump, dikutip dari BBC pada Senin (2/12/2024). “Kami menuntut komitmen… bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang BRICS baru, atau mendukung mata uang lain untuk menggantikan Dolar AS yang perkasa atau, mereka akan menghadapi Tarif 100%,” tulisnya lagi.
Trump merujuk pada negara-negara anggota BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, serta negara-negara yang baru bergabung seperti Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA). Trump menekankan bahwa jika negara-negara tersebut berusaha menggantikan dolar dalam perdagangan internasional, mereka harus siap menghadapi konsekuensi besar berupa pemutusan hubungan ekonomi dengan AS.
“Saya tidak peduli apa yang mereka coba lakukan, tetapi mereka harus siap mengucapkan selamat tinggal pada penjualan ke ekonomi AS yang luar biasa,” tambah Trump. Ia menegaskan bahwa BRICS tidak akan bisa menggantikan dolar AS sebagai mata uang utama dalam perdagangan global.
Sebelumnya, dalam pertemuan puncak BRICS di Kazan, Rusia pada bulan November 2024, anggota BRICS memang membahas kemungkinan meningkatkan transaksi non-dolar dan memperkuat mata uang lokal. Meski demikian, Vladimir Putin, Presiden Rusia, menyatakan bahwa pembicaraan mengenai mata uang BRICS baru belum mencapai kemajuan berarti. “Kami belum membuat dan tidak akan membuat alternatif apa pun untuk SWIFT,” ujar Putin pada akhir pertemuan tersebut. “Mengenai mata uang BRICS yang bersatu, kami tidak mempertimbangkan pertanyaan itu saat ini,” lanjutnya.
Indonesia, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, sedang dalam proses untuk bergabung dengan BRICS. Menteri Luar Negeri RI, Retno Lestari Priansari Marsudi, menyampaikan bahwa Indonesia bergabung dengan BRICS sebagai bagian dari politik luar negeri bebas aktif, yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan, energi, serta pemberantasan kemiskinan. MK-mun
Redaktur : Munawir Sani