Isu Dugaan Pengadaan Bibit Fiktif di Tengah Pilkada, Perpat: Jangan Terprovokasi, Pilkada Harus Damai
LINGGA (marwahkepri.com) – Isu dugaan pengadaan bibit tanaman fiktif yang menyeret Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Lingga kembali mencuat, meskipun sebelumnya telah dilakukan klarifikasi oleh pihak dinas terkait.
Kasus ini sempat menjadi sorotan setelah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Kepulauan Riau melakukan audit terhadap program tersebut beberapa waktu lalu.
Kabid Kawasan Permukiman Disperkim, Sumarno, menegaskan bahwa BPK telah melakukan pengecekan secara detail terhadap seluruh item pengadaan bibit yang tersebar di beberapa wilayah di Lingga. Proses pengecekan dilakukan hingga malam hari dengan pendampingan dari staf Disperkim, dan hasilnya tidak ditemukan adanya indikasi pelanggaran atau pengadaan fiktif.
“Alhamdulillah, pada saat itu, BPK tidak menemukan pelanggaran apa pun, termasuk dugaan pengadaan bibit fiktif yang menjadi isu. Semua item pengadaan sudah diperiksa dengan seksama,” kata Sumarno, Kamis (11/10).
Sumarno juga menjelaskan bahwa pemberitaan yang menyebut adanya “mark up” atau penggelembungan anggaran dalam proyek tersebut diduga karena kurang lengkapnya bukti pencairan yang tercantum. Beberapa bukti pencairan, seperti Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), belum masuk dalam pemberitaan, sehingga menimbulkan kesalahpahaman.
“Isu yang beredar masih ada kekeliruan. Bukti-bukti pencairan SP2D ada, tapi belum tercantum dalam pemberitaan yang muncul. Ini juga terjadi sebelum masa jabatan saya, namun kami siap untuk menunjukkan dokumen dan dokumentasi kepada siapa saja yang ingin mengecek kebenarannya,” ujarnya.
Di sisi lain, menjelang Pilkada 2024, Ketua Perkumpulan Pemuda Tempatan (Perpat) Kabupaten Lingga, Frans Wijaya, mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga suasana politik tetap kondusif. Frans menekankan pentingnya menghindari kampanye negatif yang dapat memicu perpecahan, terutama di momen Pilkada.
“Di tengah suasana Pilkada ini, mari kita ciptakan kondisi yang damai. Meskipun berbeda pilihan, kita jangan saling menjelekkan pasangan calon yang satu dengan yang lain. Pilkada adalah pesta demokrasi, mari kita sukseskan bersama,” ujar Frans.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak terprovokasi oleh isu-isu yang bisa memecah belah, dan tetap fokus pada tujuan bersama, yakni mewujudkan Pilkada yang damai dan sukses pada 2024.
Dengan klarifikasi dari Disperkim dan seruan untuk menjaga perdamaian dari tokoh masyarakat, diharapkan polemik yang sempat mencuat dapat segera reda, sehingga Pilkada di Lingga dapat berjalan lancar tanpa gangguan. (mk/willy)