Tren Cuaca Ekstrem di Indonesia Meningkat pada Bulan September-Oktober
JAKARTA (marwahkepri.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat peningkatan frekuensi peristiwa cuaca ekstrem di Indonesia, terutama pada periode September-Oktober selama lima tahun terakhir. Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan peralihan musim kemarau ke musim hujan atau masa pancaroba.
Berdasarkan data BMKG dari 2019 hingga 2023, jumlah kejadian cuaca ekstrem pada September mencapai sekitar 300 kejadian, yang meningkat hingga hampir 600 pada Oktober. Sebagai perbandingan, pada Juli, tercatat hanya sekitar 200 kejadian cuaca ekstrem.
“Saat peralihan musim, potensi kejadian cuaca ekstrem dapat terjadi. Seiring beralihnya musim kemarau ke musim hujan, frekuensi kejadian cuaca ekstrem pun mengalami peningkatan,” tulis BMKG melalui akun Instagram resminya @infoBMKG, Selasa (24/9/2024).
Penyebab meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem ini, menurut BMKG, adalah fenomena gelombang Rossby Ekuator dan Kelvin yang aktif di sejumlah wilayah Indonesia, serta ditambah dengan pemanasan lokal yang kuat dan kelembapan relatif yang tinggi, terutama di wilayah Jawa. Faktor-faktor ini berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan yang dapat menyebabkan hujan lebat, angin kencang, dan petir.
BMKG juga memprediksi bahwa pada akhir September hingga awal Oktober 2024, beberapa wilayah akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang dan petir. Hal ini diperparah dengan kehadiran bibit siklon tropis 98W di Laut China Selatan yang membentuk daerah pertemuan angin (konfluensi) di berbagai wilayah Indonesia.
Beberapa wilayah yang diprediksi akan mengalami cuaca ekstrem dalam waktu dekat termasuk Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT.
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini melalui laman resmi BMKG atau akun media sosial @infobmkg untuk kesiapsiagaan terhadap cuaca ekstrem yang meningkat selama pancaroba ini. MK-mun
Redaktur: Munawir Sani