Peraih Nobel Ekonomi Peringatkan tentang Ancaman Krisis Lapangan Kerja

Paul Romer, peraih Nobel di bidang Ekonomi. (F: KATADATA)
JAKARTA (marwahkepri.com) – Paul Romer, peraih Nobel di bidang Ekonomi dan ekonom senior di Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa lapangan kerja akan semakin minim menyerap tenaga kerja. Romer menjelaskan bahwa peningkatan produktivitas manufaktur tidak selalu beriringan dengan peningkatan lapangan kerja, karena kemajuan teknologi yang menggantikan peran manusia.
“Untuk sektor manufaktur di seluruh dunia, kita tidak memerlukan sebanyak dulu untuk memproduksi barang, karena sekarang kita bisa memproduksi lebih banyak dengan lebih sedikit tenaga kerja,” kata Paul Romer dalam Program Power Lunch CNBC Indonesia, dikutip Kamis (12/9/2024).
Romer memberikan contoh dari sektor pertanian. “Selama beberapa dekade terakhir, jumlah pekerja di sektor pertanian menurun meskipun jumlah makanan yang diproduksi terus meningkat,” ujarnya.
Di Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), porsi tenaga kerja di sektor pertanian telah berkurang secara konsisten sejak 2021. Pada 2021, porsi tenaga kerja di sektor pertanian adalah 21,23%, sementara pada 2024, hanya tersisa 19,97% dari total penduduk kelas menengah.
Kondisi serupa juga terlihat di sektor industri, di mana porsi tenaga kerja menurun dari 23,55% pada 2021 menjadi 22,98% pada 2024. Sebaliknya, porsi tenaga kerja di sektor jasa meningkat dari 55,22% pada 2021 menjadi 57,05% pada 2024.
“Tren global menunjukkan bahwa peningkatan produktivitas berarti kita tidak memerlukan banyak orang untuk bekerja di bidang manufaktur, dan ini bukanlah hal yang tidak biasa,” tambah Romer.
Namun, Romer juga mencatat bahwa ada beberapa negara di mana lapangan kerja di sektor manufaktur masih menyerap banyak tenaga kerja, berkat kebijakan tenaga kerja yang mendukung industri padat karya.
“Di beberapa negara, lapangan kerja di sektor manufaktur mungkin meningkat karena kegiatan manufaktur berpindah dari tempat lain. Manufaktur akan terus berpindah ke seluruh dunia untuk mencari kondisi produksi yang tepat dan sumber tenaga kerja yang sesuai,” ungkap Romer. Mk-cnbc
Redaktur: Munawir Sani