IFRAME SYNC

Pavel Durov Ditangkap di Prancis, Sorotan Terhadap Kebebasan Platform Digital

Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov. (F: Tempo)

RUSIA (marwahkepri.com) – Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov, telah ditangkap di Prancis atas tuduhan terkait dengan penggunaan platformnya untuk berbagai aktivitas ilegal. Penangkapan ini memicu perdebatan internasional tentang tanggung jawab penyedia platform digital dalam mengawasi konten dan aktivitas penggunanya.

Durov, yang memiliki kewarganegaraan Rusia, Uni Emirat Arab, Karibia, Prancis, dan Rusia, menghadapi tuduhan yang mencakup penyebaran pornografi anak, perdagangan narkoba, dan distribusi software peretasan di Telegram. Dengan hampir 1 miliar pengguna, Telegram telah menjadi salah satu platform komunikasi terbesar di dunia, namun juga menghadapi kritik tajam terkait regulasi konten.

Pengacara Durov menegaskan bahwa tuduhan ini sangat tidak adil, mengingat kompleksitas dalam mengawasi miliaran pesan yang dikirim setiap hari di platform tersebut. Mereka berpendapat bahwa tanggung jawab atas kejahatan yang terjadi di Telegram tidak dapat sepenuhnya dibebankan pada Durov, terutama mengingat karakteristik Telegram yang menjunjung tinggi privasi dan kebebasan berekspresi.

Sementara itu, penangkapan Durov juga memunculkan kekhawatiran tentang kebebasan platform digital di era modern. Banyak pihak mempertanyakan apakah penangkapan ini mencerminkan upaya yang lebih besar dari pemerintah untuk mengontrol dan membatasi kebebasan di dunia digital. Beberapa pengamat menilai bahwa tindakan ini bisa menjadi preseden bagi penyedia platform lainnya, yang juga mungkin menghadapi tekanan serupa di masa depan.

Menariknya, meskipun sebelumnya Durov dan Telegram sempat mengalami tekanan dari Rusia hingga diblokir, setelah penangkapannya di Prancis, pemerintah Rusia justru bersikap lebih lunak dan mendukung Durov. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyebut penangkapan ini sebagai bagian dari strategi politik negara Barat untuk mengendalikan pengaruh Rusia di dunia digital.

Penangkapan Durov di Prancis ini juga dipandang sebagai salah satu faktor yang memperburuk hubungan antara Paris dan Moskow, yang kini berada pada titik terendah. Pemerintah Rusia, melalui juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, menegaskan bahwa mereka akan terus memantau kasus ini dengan seksama, dan berharap agar proses hukum di Prancis tidak berubah menjadi persekusi politik.

Kasus ini menjadi perhatian internasional, tidak hanya karena sosok Durov sebagai salah satu pengusaha teknologi terkemuka, tetapi juga karena implikasinya terhadap kebebasan dan regulasi platform digital di masa depan. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani

IFRAME SYNC
-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f