Cen – Jarmin Janji Perhatikan Mutu Pendidikan Anak Nelayan Natuna
NATUNA (marwahkepri.com) – Pendidikan bagi anak nelayan tradisional memiliki peran yang sangat penting dalam konteks sosial, ekonomi, dan budaya.
Kabupaten Natuna, dengan letak geografisnya yang unik dan didominasi luas lautan, penting untuk diperhatikan secara maksimal oleh pasangan Cen Sui Lan – Jarmin Sidik.
Meskipun kewenangan laut dibawah kendali pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Cen Sui Lan sebagai politikus Partai Golkar, menegaskan bahwa pemerintah daerah wajib memaksimalkan kesejahteraannya. Terutama bagi nelayan tradisional yang mencari rezeki dari potensi laut.
Dikatakannya, pendidikan membuka peluang bagi anak nelayan untuk mengejar berbagai jenis profeai di luar sektor perikanan, seperti di bidang teknologi, pendidikan, atau bisnis.
Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada perikanan yang mungkin tidak selalu stabil.
“Pendidikan yang baik dapat mengajarkan anak-anak untuk menghargai dan melestarikan tradisi budaya sambil mengintegrasikan pengetahuan baru. Selain itu, membantu menjaga identitas budaya sambil memperkenalkan cara-cara baru untuk mengatasi tantangan,” ujar Cen Sui Lan, Jumat (2/8/2024).
Dia menuturkan, perhatian ini bukan hanya omongan semata. Sebagai anggota DPR RI perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), program dan aspirasi telah dikucurkan untuk beasiswa pelajar tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK di Kepri.
“Saya merasa dengan memberikan akses pendidikan yang setara, ketimpangan sosial antara masyarakat nelayan dan kelompok lain dapat dikurangi. Pendidikan membantu untuk menciptakan kesempatan yang lebih adil dan merata bagi seluruh masyarakat Natuna,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua HNSI Natuna Munas Bogor, Dodi Haryanto, menyambut baik wacana yang digagas oleh calon Kepala Daerah Natuna tersebut.
“Program ini sangat membantu nelayan. Kami tahu di saat tahun ajaran baru, banyak nelayan yang mengeluh ini dan itu sebab pendapatan nelayan tradisional jarang menemukan angka stabil,” katanya.
“Di saat angin kencang, tentu nelayan tidak bisa melaut. Saat bisa melaut, harga di pasaran tidak normal, dan itulah yang dirasakan nelayan Natuna saat ini,” pungkasnya lagi. MK-nang
Redaktur: Munawir Sani