Airlangga: Ekonomi Indonesia Lebih Stabil dari Uni Eropa Pasca-Pandemi

Airlangga: Ekonomi Indonesia Lebih Stabil dari Uni Eropa Pasca-Pandemi

Bendera Eropa dengan Indonesia. (F: Kumparan)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan bahwa ekonomi Indonesia setelah pandemi Covid-19 lebih baik dibandingkan dengan Uni Eropa. Hal ini dibuktikan melalui pengakuan dari lembaga think tank Parlemen Eropa baru-baru ini.

“Think tank Parlemen Eropa menilai Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan setelah resesi ekonomi tahun 2020,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers, dikutip Rabu, (17/7/2024).

Think tank Parlemen Eropa terdiri dari European Parliamentary Research Service (EPRS) dan European University Institute (EIU). Airlangga menekankan bahwa pendapat dari think tank Parlemen Eropa ini penting karena data tersebut akan dijadikan referensi kerja bagi para anggota Parlemen Eropa.

Data dari think tank Parlemen Eropa menunjukkan bahwa Indonesia unggul hampir di semua indikator penilaian. Dalam hal investasi asing langsung (FDI) dan laju inflasi, Indonesia lebih stabil dari waktu ke waktu dibandingkan dengan Uni Eropa. Pada tahun 2023, laju inflasi Indonesia hanya 3,7% sedangkan Uni Eropa mencapai 6,3%.

Kemenko Perekonomian juga menyebut bahwa dari segi sosial ekonomi, tingkat pengangguran, Human Development Index (HDI), dan GINI Index, Indonesia lebih baik dibandingkan Uni Eropa. Pada tahun 2022, HDI Indonesia sebesar 71,3%. Berdasarkan standar Perserikatan Bangsa-Bangsa, angka tersebut menunjukkan bahwa capaian pembangunan manusia berbasis komponen dasar kualitas hidup di Indonesia termasuk dalam kategori baik. Sementara itu, dalam hal GINI Index, Indonesia berada pada nilai 38,3, yang berarti distribusi pendapatan cukup merata.

Indonesia juga termasuk dalam mitra dagang terbesar ke-8 bagi Uni Eropa. Sementara Uni Eropa bagi Indonesia merupakan mitra dagang terbesar keempat untuk barang setelah China, Jepang, Amerika Serikat, dan Singapura, dengan porsi sebesar 5,7%.

“Perdagangan Uni Eropa dengan Indonesia secara umum menunjukkan tren peningkatan, dengan peningkatan tajam terjadi setelah perlambatan ekonomi global pada tahun 2020,” kata Airlangga.

Dia berharap bahwa meningkatnya tren perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa serta pengakuan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di mata dunia ini dapat mendorong penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).(mk/dtc)