Uang Beredar di Indonesia Capai Rp8.928 Triliun

Uang-Kartal-Bank-Mandiri-20130709-YM-2_2

Ilustrasi: Petugas menata uang kartal di Pooling Cash Bank Mandiri, Jakarta. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ed/mes/13 (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Likuiditas perekonomian Indonesia, yang diukur melalui uang beredar dalam arti luas (M2), mencatat peningkatan pada April 2024 dengan total sebesar Rp8.928 triliun. Pertumbuhan ini tercatat sebesar 6,9% year-on-year (yoy), meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 7,2% yoy.

Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono, menjelaskan bahwa perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 5,5% yoy dan uang kuasi sebesar 8,5% yoy.

“Perkembangan uang beredar pada April 2024 terutama dipengaruhi oleh peningkatan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat,” kata Erwin Haryono seperti dikutip dari laman BI pada Senin (27/5/2024).

Penyaluran kredit mencatat pertumbuhan yang cukup signifikan pada April 2024, dengan peningkatan sebesar 12,3% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 11,9% yoy.

Selain itu, tagihan bersih kepada pemerintah pusat juga menunjukkan peningkatan yang substansial, tumbuh sebesar 25,8% yoy, meningkat dari pertumbuhan pada Maret 2024 yang tercatat sebesar 17,9% yoy.

“Sementara itu, aktiva luar negeri bersih terkontraksi sebesar 1,1% yoy, stabil dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya,” tambah Erwin.

Peningkatan penyaluran kredit dan tagihan pemerintah ini menunjukkan adanya dorongan dari sektor keuangan dan kebijakan pemerintah yang efektif dalam meningkatkan likuiditas perekonomian. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan global yang sedang berlangsung. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani