Ekuinoks Maret 2024: Perubahan Musim dan Fenomena Hari Tanpa Bayangan

Ekuinoks Maret 2024: Perubahan Musim dan Fenomena Hari Tanpa Bayangan

Ilustrasi. (F: Kompas)

Marwahkepri.com – Fenomena ekuinoks atau Matahari berada tepat di atas khatulistiwa akan terjadi pada bulan ini, menandai perubahan musim di Belahan Bumi Utara dan Selatan.

Ekuinoks, yang terjadi dua kali setahun, menandai periode di mana durasi siang dan malam hampir sama panjangnya di kedua belahan Bumi. Nama fenomena ini berasal dari kata Latin ‘aequus’ (sama) dan ‘nox’ (malam).

Selama perjalanannya menuju ekuinoks, Matahari akan menciptakan fenomena Hari Tanpa Bayangan atau Kulminasi Utama di berbagai wilayah, di mana posisi Matahari tepat berada di atas kepala pengamat, menyebabkan bayangan hampir tidak terlihat pada tengah hari.

Indonesia, karena posisinya yang berdekatan dengan khatulistiwa, akan mengalami fenomena Hari Tanpa Bayangan berdekatan dengan waktu ekuinoks.

Berikut beberapa fakta tentang ekuinoks Maret 2024:

  1. Jadwal Ekuinoks: Pada tahun 2024, ekuinoks musim semi di Belahan Bumi Utara akan terjadi pada pukul 23.06 EDT tanggal 19 Maret (11.06 WIB tanggal 20 Maret).
  2. Posisi di Indonesia: Di Indonesia, fenomena ini diproyeksikan terjadi pada 20 Maret, dengan puncak Hari Tanpa Bayangan terjadi pada pukul 11.50 WIB, merujuk pada posisi lintang 0 derajat yang melalui Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
  3. Gerak Semu Matahari: Bumi mengorbit Matahari dengan kemiringan sekitar 23,5 derajat, menyebabkan bagian yang berbeda dari planet kita menerima radiasi Matahari yang berbeda sepanjang tahun.
  4. Perubahan Panjang Hari: Ekuinoks menandai periode di mana Bumi tidak miring terhadap Matahari, menyebabkan kedua belahan Bumi mengalami waktu siang dan malam yang hampir sama. Namun, siang dan malam tidak sepenuhnya sama selama ekuinoks, dengan Bumi mendapatkan cahaya Matahari beberapa menit lebih lama.
  5. Orientasi Planet: Orientasi Bumi terhadap Matahari terus berubah, menyebabkan tanggal ekuinoks bergeser dari waktu ke waktu.

Fenomena ekuinoks tidak hanya memiliki dampak astronomis, tetapi juga memengaruhi tradisi budaya dan agama di berbagai belahan dunia. Meskipun hari tanpa bayangan dapat terjadi di Indonesia, cuaca panas tidak diperkirakan terjadi karena masih berada dalam periode musim hujan.