Waspada! Kasus Demam Berdarah Mulai Meningkat di Kabupaten Natuna

b9ef20d0-7e94-49d1-9804-50aa32ca4b17

Puskesmas Ranai melakukan poging di 5 titik yang terjadi kasus DBD, Minggu (18/2/2023). (f: net)

NATUNA (marwahkepri.com)  – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Hikmat Aliansyah, mengonfirmasi bahwa kasus Demam Berdarah (DBD) telah terdeteksi sejak bulan Januari 2024. Menanggapi hal ini, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan puskesmas untuk segera melakukan antisipasi dengan penyemprotan poging guna mencegah pertumbuhan jentik-jentik yang dihasilkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.

“Dari bulan Januari hingga saat ini, jumlah pasien DBD mencapai 22 orang, di mana 18 di antaranya telah sembuh dan pulang ke rumah masing-masing. Saat ini, masih terdapat 6 orang yang sedang menjalani rawat inap,” ujarnya Minggu (18/2/2024).

Hikmat mengimbau agar masyarakat turut serta dalam gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan, menutup tempat-tempat penampungan air minum, serta menguras bak mandi atau tempat penampungan air minimal seminggu sekali. Ia juga menyarankan agar anak-anak sekolah diberikan repelant atau obat nyamuk oles ketika berada di sekolah.

Kepala Puskesmas Ranai, Nazri, juga menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan penyemprotan di 5 titik yang mengalami kasus DBD. “Hari ini ada pasien dari Penagih, dan siang ini kita akan melakukan pengecekan ke lokasi. Jika ditemukan jentik nyamuk Aedes Aegypti, maka akan kita semprot,” tambahnya.

Perlu diketahui, bahwa nyamuk Aedes Aegypti memiliki kebiasaan mengisap darah pada pagi dan petang hari, dengan dua puncak aktivitas antara pukul 09.00 – 10.00 dan 16.00 – 17.00. Nyamuk ini sangat efektif sebagai penular penyakit, dengan mampu mengisap darah hingga 48 kali dalam satu siklus gonotropik.

Setelah mengisap darah, nyamuk akan beristirahat pada tempat yang gelap dan lembab di dalam atau di luar rumah, dekat dengan habitat perkembangbiakannya. Di tempat tersebut, nyamuk menunggu proses pematangan telurnya. Telur yang diletakkan di atas permukaan air akan menetas menjadi jentik/larva dalam waktu ±2 hari. Telur tersebut dapat bertahan hingga 6 bulan dalam kondisi kering, namun akan menetas lebih cepat jika tergenang air atau kelembabannya tinggi.

Dengan demikian, langkah pencegahan dan penanganan yang tepat perlu dilakukan untuk mengatasi kasus DBD dan mencegah penyebarannya di Kabupaten Natuna. MK-nang

Redaktur : Munawir Sani